Loading...
BUDAYA
Penulis: Moh. Jauhar al-Hakimi 09:27 WIB | Jumat, 14 Desember 2018

Pasar Keroncong Kotagede 2018, Bersatu Kita Keroncong

Temu media PKK 2018 menghadirkan nara sumber (dari kiri ke kanan) M Natsir Dabey (baju kotak-kotak), Sekretaris Dinas Pariwisata DIY Rus Sutikno (baju batik), dan dua pelaku keroncong di Kotagede, Kamis (13/12). (Foto : Moh. Jauhar al-Hakimi)

YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Jangan membayangkan Orkes Keroncong (OK) Depasko dimainkan oleh pemain keroncong dari luar negeri. Depasko adalah singkatan dari Depan Pasar Kotagede, sebuah grup keroncong yang pemain musiknya justru hidup bukan dari keroncong. Berbagai profesi berbeda dijalani pemain Depasko mulai dari pedagang pasar, pegawai swasta, serta kerja informal lainnya.

OK Depasko adalah satu grup keroncong yang akan tampil pada Pasar Keroncong Kotagede (PKK) 2018. Memiliki sejarah cukup panjang, baik dalam budaya maupun adat istiadat masyarakatnya, dalam perjalanannya sejak tahun 1920-an musik keroncong telah berkembang di Kotagede.

PKK 2018 akan dilaksanakan pada Sabtu (15/12) malam di tiga panggung. Acara temu media dilaksanakan di Pendapa Nde Luweh Kotagede pada Kamis (13/12) dihadiri narasumber Sekretaris Dinas Pariwisata Pemda DIY Rus Sutikno, dua perwakilan pelaku keroncong di Kotagede, serta salah satu inisiator PKK Natsir Dabey.

Natsir menjelaskan bahwa dengan membawa tagline “Bersatu Kita Keroncong” diharapkan gelaran yang sudah dihelat untuk keempat kalinya ini bisa benar-benar memberikan ruang bagi pelaku keroncong di Kotagede dan sekitarnya dalam berbagai jenjang usia mulai dari anak-anak hingga dewasa.

“PKK kali ini akan dibuka oleh salah satu legenda keroncong, Subarjo HS, diiringi permainan biola dari murid-murid SD Muhammadiyah Kleco bersama pemain keroncong remaja dan dewasa dalam satu panggung,” jelas Natsir saat temu media.

Lebih lanjut Natsir menjelaskan untuk satu tahun ke depan dengan fasilitasi dari Dinas Pariwisata DIY dan pihak-pihak terkait lain panitia PKK bersama elemen/komunitas keroncong di Kotagede dan sekitarnya akan menjalankan kegiatan proses bermusik keroncong dengan melibatkan lebih banyak generasi/kaum muda. Harapannya atmosfer keroncong Kotagede bisa terbangun kembali: musik keroncong yang nyamleng (rasa enak dan nyaman yang tidak terdefinisikan secara kata/kalimat), gembira, selo (santai).

Realitasnya, keroncong sebagai musik asli Indonesia hingga saat ini masih dianggap sebagai musik klangenan bagi pelakunya sehingga tidak terlalu berkembang dan belum dilirik oleh kaum muda dibanding jenis musik lainnya.

Tiga panggung di seputaran Pasar Kotagede disiapkan untuk menampilkan empat belas orkes keroncong dari Kotagede dan luar Yogyakarta yang akan tampil serempak dimulai pada pukul 19.00 WIB sampai selesai. Ketiga panggung tersebut adalah Panggung Loring Pasar yang terletak di utara Pasar Kotagede, Panggung Sopingen yang berada di depan Pendopo Sopingen, serta Panggung Kajengan di utara Masjid Perak. Pembukaan (opening ceremony) akan dihelat di Panggung Loring Pasar, Sabtu (15/12) pukul 19.00 WIB bersamaan dengan aktivasi dua panggung lainnya.

Line-up yang akan tampil pada PKK 2018 di antaranya Kos Atos (Malang), Orkes Pecas Ndahe (Solo), Kroncong Agawe Sentosa, OK Dewa Dewi, OK Kidung Etnosia, Vilet Keroncong (Univ. Negeri Yogyakarta), OK Sorlem, OK Sinar Nada, OK Jenak Semanak, OK Depasko, OK Pelipur Lara, serta Komunitas Keroncong Nusantara.

Pada area penghubung antarpanggung, selama acara berlangsung tersedia kuliner yang menyajikan jajanan tradisional khas Kotagede yang dikelola oleh masyarakat di antaranya Kipo, roti Kembang Waru, Kicak, Yangko, serta makanan tradisional lainnya.

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home