Loading...
BUDAYA
Penulis: Moh. Jauhar al-Hakimi 01:03 WIB | Kamis, 17 Oktober 2019

Pasar Keroncong Kotagede 2019, Keroncong Tak Kunjung Padam

Temu media PKK 2019 menghadirkan nara sumber (dari kiri ke kanan) M Natsir Dabey (baju merah), Sekretaris Dinas Pariwisata DIY Rose Sutikno (baju putih), dan dua pelaku keroncong di Kotagede, Rabu (16/10). (Foto : Moh. Jauhar al-Hakimi)

YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Pasar Keroncong Kotagede (PKK) kembali digelar untuk kelima kalinya. PKK 2019 akan dilaksanakan pada Sabtu (19/10) malam di tiga panggung. Dalam acara temu media yang dilaksanakan di Omah Dhuwur Mondorakan, Kotagede pada Rabu (16/10) dihadiri narasumber Sekretaris Dinas Pariwisata Pemda DIY Rose Sutikno, dua perwakilan pelaku keroncong di Kotagede, serta salah satu inisiator PKK M Natsir Dabey.

Ada beberapa perubahan dalam penyelenggaraan PKK. Jika pada penyelenggaraan sebelumnya dilaksanakan pada bulan Desember, PKK tahun ini dihelat pada bulan Oktober serta panggung utama di depan Pasar Gede dipindahkan ke dalam kampung di Kotagede. Ketiga panggung tersebut adalah Panggung Sopingen, Panggung Kajengan di utara masjid Perak serta Panggung Kudusan di Kampung Jagalan.

Ketiga panggung tersebut akan diisi oleh 15 kelompok orkes keroncong dari Yogyakarta, Semarang, Klaten, Salatiga.

“Dengan Pasar Keroncong Kotagede ini kita berharap semua masyarakat yang hadir (pada PKK) dengan segala aktivitasnya menjadi bagian dari sejarah perjalanan keroncong Indonesia. Ada satu permasalahan, kita kelupaan mencatat perkembangan perubahan yang terjadi pada musik keroncong itu sendiri. Contohnya, sejak kapan keroncong di Indonesia memakai biola, memakai flute, yang itu bukan milik (bangsa) kita. Bagaimanapun keroncong itu produk budaya yang terus berkembang. Dengan konsep pasar, siapa saja boleh datang, boleh beli, bisa hutang, dan seterusnya. Pasar Keroncong menjadi media untuk berkomunikasi-interaksi. Musisi dengan musisi, musisi dengan penonton, penonton dengan yang lainnya. Semacam membuka ruang komunikasi-dialog diantara seluruh yang hadir secara langsung dimana hari-hari ini intensitasnya sudah mulai berkurang. Harapannya dengan ruang komunikasi-sosial melalui musik bisa membangun perdamaian, persahabatan, mencairkan hubungan-suasana,” jelas M Natsir saat jumpa media, Rabu (16/10).

Selain tentang masalah pencatatan dokumentasi-arsip perjalanan keroncong di Indonesia, Natsir menyoroti tentang regenerasi serta edukasi musik keroncong bagi generasi muda. Realitasnya, keroncong sebagai musik asli Indonesia hingga saat ini masih dianggap sebagai musik klangenan bagi pelakunya sehingga tidak terlalu berkembang dan belum dilirik oleh kaum muda dibanding jenis musik lainnya.

“Tahun lalu saat penyelenggaraan PKK ada teman dari Johor bercerita bahwa di Johor Malaysia, sekolah setingkat SLTP sudah memasukkan musik keroncong ke dalam ekstra kurikuler wajib. Yang kita khawatirkan, jika kita tidak ngopeni jangan-jangan nanti musik keroncong diambil bangsa lain,” ungkap Natsir.

Sekretaris Dinas Pariwisata Pemda DIY Rose Sutikno menjelaskan bahwa adanya PKK membuat kunjungan wisatawan meningkat sehingga hotel-penginapan di sekitar Kotagede hampir semuanya penuh pada hari-hari sekitar penyelenggaraan PKK tahun lalu, terutama oleh wisatawan mancanegara.

“Catatan tahun lalu banyak wisatawan mancanegara yang datang ke Kotagede untuk mempelajari musik keroncong di kelompok-bengkel keroncong yang ada di Kotagede dan pada akhirnya turut mengembangkan di negaranya masing-masing,” papar Rose Sutikno.

Lebih lanjut Rose Sutikno menjelaskan kehadiran wisatawan (domestik-mancanegara) pada gilirannya akan meningkatkan perekonomian masyarakat saat dihelatnya PKK.

Tiga panggung di seputaran Pasar Kotagede disiapkan untuk menampilkan lima belas orkes keroncong dari Kotagede dan luar Yogyakarta yang akan tampil serempak dimulai pada pukul 19.00 WIB sampai selesai.

Pada area penghubung antar panggung, selama acara berlangsung tersedia kuliner yang menyajikan jajanan tradisional khas Kotagede yang dikelola oleh masyarakat diantaranya Kipo, roti Kembang Waru, Kicak, Yangko, serta makanan tradisional lainnya.

Berikut daftar penampil pada masing-masing panggung:

Panggung Kudusan (Kampung Jagalan) akan tampil OK Adi Gita Tama (UGM), OK Madu Sari feat Subardjo HS, OK Lintang Kanistha, OK Svarama (Semarang), Sri Rejeki.

Panggung Sopingen (Kampung Prenggan) akan tampil OK Irama Kasih feat Cinta, Keroncong Pemuda Kekinian (Salatiga), OK X-Bening feat Subardjo HS,  OK Sakpenake.

Panggung Kajengan (Kampung Prenggan) akan tampil Angklung RW X, OK Serenade (Klaten), OK Zigma (Solo), Keroncong Akar 8, Orkes Pasar Keroncong feat Brian Prasetyoadi.

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home