Loading...
BUDAYA
Penulis: Bayu Probo 11:48 WIB | Kamis, 02 April 2015

Paskah, Yamuger Rilis Album Terinspirasi Kisah Ade Sara

Paskah, Yamuger Rilis Album Terinspirasi Kisah Ade Sara
Album Paskah produksi Yamuger: Pengampunan yang Tulus. (Foto-foto: Bayu Probo)
Paskah, Yamuger Rilis Album Terinspirasi Kisah Ade Sara
Para personel produksi album Pengampunan yang Tulus.

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Yayasan Musik Gereja Indonesia meluncurkan album himne Pengampunan yang Tulus untuk menyambut Paskah. Album berisi 14 lagu ini terinspirasi oleh proses pengampunan orangtua Ade Sara terhadap para pembunuh anak tunggal mereka.

Pada 3 Maret 2014, Ade Sara Angelina Suroto, remaja putri yang baru berusia 18 tahun, ditemukan tewas mengenaskan karena perbuatan keji mantan kekasihnya, Ahmad Imam Al Haffid (19 tahun) beserta pacar baru Haffid, Assyifa Ramadhani (18 tahun).

Suroto dan Elisabeth Diana

Temuan jenazah Ade Sara di jalan tol itu sempat membuat masyarakat ibu kota geger. Berulang kali media massa mengulas berita pembunuhan itu, yang konon alasannya hanya karena cemburu dan patah hati. Tetapi orang lebih tercengang ketika Suroto dan Elisabeth Diana, orangtua Ade Sara dan anggota jemaat Gereja Kristen Indonesia (GKI )Layur, justru secara terbuka mampu mengampuni perbuatan keji Haffid dan Syifa.

Pada peluncuran album di gedung Yamuger, Jl Wisma Jaya no 11, Rawamangun, Jakarta Timur, Rabu (1/4) anggota Dewan Pembina Yamuger Ronald Pohan  berharap para pendengar lagu-lagu dari album “Pengampunan yang Tulus” ini mendapat semangat dan teladan yang dirayakan pada tiap peringatan Paskah.

Executive Producer Eksekutif Sony Utomo mengatakan bahwa ide kreatif album ini dimulai dengan keinginan untuk memopulerkan lagu-lagu himne yang tidak hanya dinyanyikan di kebaktian Minggu. Ia berharap aransemen lagu-lagu ini dapat didengarkan dari Senin – Sabtu. “Ibadah yang bernyanyi,” kata kepala kantor Yamuger ini. Dan, menurut Sony, pilihan kepada orangtua Ade Sara ini tepat karena inti dari kasih sejati Yesus Kristus, yaitu pengampunan, memang sedang mereka pergumulkan.

Sony W Utomo

Music Director Norman Abraham Simson menceritakan proses kreatif album ini yang memakan waktu sembilan bulan. “Walaupun itu berarti membuka kenangan menyakitkan, kami kembali harus mewawancarai Pak Suroto dan Bu Elisabeth. Entah, berapa tissue habis dalam proses ini.” Pria yang akrab dipanggil Abe ini menambahkan, “Bahkan, kami semua para penyanyi pun merasakan suasana kebatinan orangtua yang berduka ini. ‘Saya merinding, Mas menyanyikan lagu Kita Dirangkul oleh Kuasa Kasih," kata Grace.

Album ini dilengkapi narasi yang ditulis oleh Dominee Franky Alfred menggali tiap perjalanan Suroto dan Elisabeth dalam memberi ampunan kepada dua pelaku pembunuhan. Suroto dan Elisabeth sendiri yang membacakan narasi.

Dalam 10 track, terdiri dari 14 lagu, seluruh lagu berbentuk himne. Pada track pertama yang berjudul “Tuhan Tolong Jaga Anakku”, lagu yang didendangkan oleh Eva Simson dan Michael Mickey Idol’ J adalah Ku datang kepada-Mu yang diambil dari Pelengkap Kidung Jemaat (PKJ) 41 disambung dengan Mampirlah Dengar Doaku dari Kidung Jemaat (KJ) 26.

Abe Simson

Pada track kedua yang berjudul “Dan Duniaku Runtuh” Abe Simson dan Griffith Pardosi menyanyikan Angin Ribut Menyerang dari KJ 30a dan Bila Duka Menerpa dari PKJ 163. Pada track ketiga, “Aku Sudah Lebih Dulu Menderita Bagimu”, Grace Shintia menyanyikan Anak Insan dari PKJ 82.

Track keempat  “Aku Seturut Kehendak-Mu (Pasrah Sumarah)” Grace Shintia menyanyikan lagu Berserah kepada Yesus dari KJ 364 dan terjemahan dalam bahasa Jawa lagu itu. Raykar Pakpahan, Fanning the Flame Choir dan TriVoice mengisi track kelima “Penghiburan-Nya” dengan lagu Marilah Datang kepada-Ku dari KJ 359 dan Tenang dan Sabarlah dari PKJ 166.

Track keenam “Dalam Kasih-Nya” Grace Shintia menyanyikan Kita Dirangkul oleh Kuasa Kasih dari PKJ 238. Dan track ketujuh “Janji-Mu Nyata Kulihat” dua lagu Dari Kungkungan Duka Kelam PKJ 46 dan Jalan Hidup Tak Selalu PKJ 164 didendangkan oleh Light of Gideon.

Track kedelapan, kesembilan, dan kesepuluh menjadi semacam klimaks atas proses mengampuni yang dilakukan oleh keluarga Suroto ini. Tampak dari lagu Tak Satu Pun (ciptaan Herry Priyonggo) dinyanyikan Jerry Bileam dan Lala Suwages. Tuhan Adalah Gembalaku (ciptaan Arnoldus I Apituley) dinyanyikan Abe Simson dan Marcelia Lesar. Dan lagu penutup karya David Huff My Song of Praise yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dinyanyikan oleh seluruh artis.

Yudha Perwira

Dalam jumpa wartawan tersebut, Abe menekankan bahwa yang akan dipopulerkan adalah lagu-lagunya. Jadi, dalam proses pemilihan talent yang menerjemahkan lagu-lagu himne ini benar-benar dipilih dari kualitas vokal mereka tanpa memedulikan kepopulerannya. “Ada yang dalam keseharian adalah driver di perusahaan logistik. Tapi karena ia orang yang memang menggeluti lagu-lagu himne di gereja, ya saya ajak,” kata Abe. Pendapat Abe ini juga diamini oleh Suroto. Ia menekankan bahwa melalui album ini bukan mereka yang menjadi populer, melainkan nilai-nilai dalam album ini juga lagu-lagu yang disajikan.

Untuk memperoleh CD album Pengampunan yang Tulus, Anda bisa mendapatkan di tokofans.com, melalui iTunes, atau toko Yamuger di kawasan Rawamangun Jakarta Timur.

Baca juga:


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home