Loading...
RELIGI
Penulis: Prasasta Widiadi 10:21 WIB | Jumat, 29 Juli 2016

Pastor Irlandia Utara Ceritakan Pertemanan dengan Pastor Hamel

Pastor dari Irlandia Utara, Mark Ephrem Nolan. (Foto: belfasttelegraph.co.uk)

BELFAST, SATUHARAPAN.COM – Aksi teror yang melanda gereja Katolik di Saint Etienne du Rouvray, Rouen, Prancis dan menyebabkan Pastor Jacques Hamel meninggal dunia beberapa hari lalu menyisakan kisah lain.

Pastor dari Irlandia Utara, Mark Ephrem Nolan, mengenang pertemuannya dengan Hamel yang terjadi saat Nolan menempuh pendidikan seminari (pendidikan sebelum menjadi pastor) di Biara L'Abbaye Notre Dame du Bec di Normandia, Prancis pada 1980-an sampai dengan 1990-an.

Nolan mengemukakan kisahnya di Belfast Telegraph, pada hari Kamis (28/7).   

Hamel ditahbiskan menjadi pastor sejak 1958. Nolan mengenang sosok Hamel sebagai figur yang bersahabat dengan banyak orang, ramah, dan rendah hati.

Walau sudah berusia lanjut, menurut Nolan, Hamel tetap aktif. Bila ada pertemuan antarbiarawan di seminari tersebut Hamel tidak segan turun tangan membantu menyiapkan segala hal yang berkaitan dengan pertemuan.

Hamel juga sering aktif memfasilitasi pertemuan masyarakat sekitar dan kegiatan retret bagi biarawan yang bekerja di paroki Rouen, Prancis.

“Kedekatan dia dengan banyak orang itu adalah yang menjadikan dia sangat khusus. Masyarakat sekitar menganggap dia sebagai orang yang benar-benar suci,” kata Nolan.

Kematian Hamel membuat Nolan bersedih, apalagi setelah mendengar kesaksian biarawati yang turut disandera namun berhasil melepaskan diri, Suster Danielle.

Pastor kelahiran Belfast itu berdasar percakapannya dengan Danielle, menjelaskan saat penyanderaan terjadi Danielle berhasil melarikan diri dan mengangkat alarm yang terhubung dengan kepolisian.

“Setiap pagi biasanya Hamel memimpin misa, tetapi hari itu dia sebenarya akan melanjutkan memimpin misa di penjara,” kata dia.

Persahabatan dengan Umat Muslim

Nolan mengungkapkan dari pembicaraannya dengan biarawati yang turut disandera ekstremis di gereja tersebut, Suster Danielle, sesungguhnya Jacques Hamel adalah sosok yang terbuka. Di tengah gencarnya pemberitaan tentang diskriminasi terhadap imigran dari Timur Tengah dan stigma terorisme yang melekat, Hamel tetap menyambut mereka dengan tangan terbuka dan sangat bersahabat.

Persahabatan tersebut yang terus-menerus ditekankan Hamel saat memberi homili kepada umat Katolik di gereja itu.

“Otoritas gereja memfasilitasi pemberian tanah di samping gereja untuk umat Islam setempat sehingga dapat membangun sebuah masjid, dan mereka diberi kelonggaran memakai aula paroki dan fasilitas lain selama bulan Ramadan,” tutur Nolan menurut pembicaraannya dengan Suster Danielle.

Nolan mengatakan Hamel juga bersahabat dengan pemuka agama Islam setempat, sehingga hubungan Katolik dan Muslim di Saint Etienne du Rouvray sangat baik.

“Biarawati bahkan membacakan pelajaran untuk anak-anak Muslim,” kata Nolan.

Hamel memberi contoh dan menjadi panutan karena berani mengambil risiko untuk membangun persahabatan, sehingga pendatang atau umat beragama lain tidak merasa sendirian di Prancis.

"Dia meminta orang untuk menyadari dalam doa bahwa saat ini banyak orang yang kurang beruntung,” kata Nolan. (belfasttelegraph.co.uk)

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home