Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 05:13 WIB | Senin, 16 Desember 2019

Pasukan LNA Libya Bergerak ke Tripoli, Erdogan Bertemu Al-Sarraj

Pasukan LNA Libya Bergerak ke Tripoli, Erdogan Bertemu Al-Sarraj
Pasukan LNA bergerak untuk merebut ibu kota Libya, Tripoli dari pemerintahan GNA yang didukung PBB. (Foto-foto: dari AFP)
Pasukan LNA Libya Bergerak ke Tripoli, Erdogan Bertemu Al-Sarraj
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan bertemu Perdana Menteri Libya, Fayezal-Sarraj, di Istanbul, Turki, Minggu (15/12).

ISTANBUL, SATUHARAPAN.COM-Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengadakan pembicaraan dengan Perdana Menteri Libya, Fayez al-Sarraj, di Istanbul, hari Minggu (15/12), beberapa hari setelah pemimpin Turki itu mengatakan dia siap mengirim pasukan ke Libya jika diminta oleh Tripoli.

Pertemuan tertutup itu, yang tidak ada dalam agenda resmi Erdogan, berlangsung di Istana Dolmabahce era Ottoman Istanbul, kata kepresidenan Turki tanpa memberikan perincian. Sementara itu, pasukan Tentara Nasional Libya (LNA) tengah bergerak memasuki ibu kota Libya, Tripoli, untuk mengambil alih dari kekuasaan Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) pimpinan al-Sarraj.

 

Dalam pertemuan sebelumnya antara keduanya di Istanbul pada 27 November, kedua negara menyepakati kerja sama keamanan dan militer, serta batas yurisdiksi maritim yang menimbulkan masalah dengan sejumlah negara di Mediaterania.

Kesepakatan itu muncul meskipun ada permintaan dari Liga Arab, di mana Libya adalah anggotanya, untuk mengakhiri kerja sama dengan Turki sebagai protes atas serangan militernya terhadap pasukan Kurdi di Suriah. Libya sendiri terperosok dalam kekacauan sejak pemberontakan yang menggulingkan dan membunuh diktator Moamer Gadhafi pada tahun 2011.

Kesepakatan militer itu telah disampaikan ke parlemen Turki pada hari Sabtu. Wilayah maritim Turki berdasarkan perjanjian itu memperluas landas kontinen Turki di Mediterania Timur. Hal ini terkait penemuan cadangan gas baru-baru ini yang memicu perebutan eksplorasi antara negara-negara tetangga dan perusahaan minyak internasional. Sehingga, perjanjian Turki-Libya sangat dikecam oleh beberapa negara, termasuk Yunani dan Siprus.

LNA Menuju Tripoli

Tentara Nasional Libya (LNA) melanjutkan desakannya untuk mengambil ibu kota Libya pada hari Minggu (15/12), beberapa hari setelah komandannya, Khalifa Haftar, menyatakan pertempuran "final dan menentukan" untuk Tripoli.

Menteri Dalam Negeri GNA, Fathi Bashagha, menanggapi hal itu dengan mengatakan bahwa pemerintahnya siap "untuk mendorong kembali upaya gila apa pun oleh pemimpin Haftar."

Unit LNA mengebom posisi kamp al-Naqlia di selatan ibu kota, dan posisi lain di sekitarnya, mengatakan bahwa posisi ini digunakan oleh pasukan Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) yang diakui PBB untuk "menyimpan kendaraan dan bahan bakar. Pasukan Komandan Haftar juga meluncurkan "tiga serangan udara pada posisi milisi" di jalan menuju bandara.

Haftar memimpin serangan untuk mengambil ibu kota dari Pemerintah GNA yang berbasis di Tripoli sejak April lalu. Pada hari Kamis, Haftar memerintahkan pasukannya untuk bergerak menuju Tripoli.

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home