Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 07:26 WIB | Selasa, 24 November 2020

Pasukan Tigray Ethiopia Hancurkan Sebuah Bandara

Badan PBB warga sipil dan pekerja kemanusiaan dilindungi.
Pasukan Tigray Ethiopia Hancurkan Sebuah Bandara
Pengungsi Ethiopia yang melarikan diri dari pertempuran di wilayah Tigray duduk di bawah naungan pohon di pusat penerimaan di daerah Hamdayit di negara bagian Kassala timur Sudan, pada 22 November 2020. (Foto: AFP)
Pasukan Tigray Ethiopia Hancurkan Sebuah Bandara
Pasukan Front Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF). (Foto: dok. AP)

ADIS ABABA, SATUHARAPAN.COM-Pasukan Front Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF) Ethiopia telah menghancurkan sebuah bandar udara di kota Axum, kata penyiar Fana yang berafiliasi dengan negara bagian pada hari Senin (23/11), setelah pasukan federal memberi mereka tenggat waktu tiga hari untuk menyerah.

Pemimpin TPLF, Debretsion Gebremichael, mengatakan kepada Reuters bahwa ultimatum itu adalah kedok bagi pasukan pemerintah untuk berkumpul kembali setelah apa yang dia gambarkan sebagai kekalahan di tiga front.

Tidak ada tanggapan langsung dari kedua sisi atas komentar pihak lain, dan Reuters tidak dapat mengkonfirmasi pernyataan terbaru. Klaim oleh semua pihak sulit untuk diverifikasi karena komunikasi telepon dan internet terputus.

Sementara itu, Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) mendesak Ethiopia untuk memastikan perlindungan warga sipil, sehari setelah Perdana Menteri Abiy Ahmed memberi waktu pasukan Tigrayan 72 jam untuk menyerah sebelum serangan militer di ibu kota regional Mekelle.

"Kami mendesak Anda untuk menyerah secara damai dalam 72 jam, mengakui bahwa Anda berada di titik tidak bisa kembali," kata Abiy dalam pesan yang diposting di Twitter.

Perlindungan Warga Sipil

Ratusan, mungkin ribuan, orang telah tewas dalam pertempuran yang meletus pada 4 November antara pasukan federal Ethiopia dan tentara regional Tigray, mengakibatkan lebih dari 30.000 orang mengungsi ke negara tetangga Sudan.

Catherine Sozi, koordinator kemanusiaan PBB untuk Ethiopia, mengatakan bahwa dia mengharapkan jaminan keselamatan dan keamanan pekerja bantuan dan "perlindungan lebih dari 525.000 warga sipil (non kombatan) yang tinggal di Mekelle".

Dia juga meminta "perlindungan semua infrastruktur sipil seperti fasilitas kesehatan, sekolah, dan sistem air... yang penting bagi warga sipil."

Dalam sebuah pernyataan di Twitter, satuan tugas darurat pemerintah mengatakan, “Perempuan dan pria berseragam kami telah menunjukkan perhatian besar untuk melindungi warga sipil dari bahaya selama operasi penegakan hukum yang telah mereka lakukan di Tigray sejauh ini."

Pemberontak juga telah menembakkan roket ke wilayah tetangga Amhara, dan melintasi perbatasan ke negara Eritrea. (Reuters

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home