Loading...
RELIGI
Penulis: Sabar Subekti 16:56 WIB | Kamis, 24 Juli 2014

Patriark Yerusalem tentang Gaza: Lebih Baik Jadi Tetangga Yang Baik daripada Musuh Selamanya

Patriark Gereja Latin di Yerusalem, Fouad Twal. (Foto: Ist)

WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM –  Patriark Gereja Latin di Yerusalem, Fouad Twal mengatakan, "Lebih baik menjadi tetangga yang baik selamanya daripada menjadi musuh selamanya."

Dalam sebuah wawancara dengan Catholic News Service, hari Rabu (23/7) di Washington, Amerika Serikat, terkait dengan situasi di terbaru Jalur Gaza, dia menekankan bahwa "Perdamaian adalah untuk semua."

Twal mengatakan, Tidak mungkin untuk militer Israel untuk menargetkan rudal Hamas tanpa mengenai  warga sipil di Jalur Gaza. Orang-orang mungkin tidak setuju dengan Hamas yang menguasai Gaza, tapi "kita tidak bisa menghukum semua penduduk (Gaza) karena Anda tidak setuju dengan Hamas," kata dia. "Ada ratusan  orang meninggal, orang yang tidak bersalah, 80 persen tidak bersalah," kata dia dan menyebut  kematian "ibu, anak-anak,  dan mahasiswa."

"Di Gaza, ketika (Israel) menyerang, tidak ada tempat berlindung," kata dia.  "Orang-orang Israel senang untuk memiliki tempat penampungan bom, dan mereka bisa pergi melarikan diri ketika mereka inginkan," kata dia, mengacu pada roket Hamas yang ditembakkan ke Israel. "Sementara itu, di Gaza, kami  tidak punya apa-apa. Tidak ada tempat penampungan, dan mereka berada di jalan."

Patriark Twal menekankan bahwa gereja "benar-benar mengutuk" penembakan roket Hamas. "Tapi ingat roket ini membuat kebisingan, membuat takut, tetapi tidak pernah membunuh satu pun orang," katanya.

Mencari Perdamaian

Patriark mengunjungi Amerika Serikat pada 17 Juli ketika Israel memulai serangan ke Gaza sebagai tanggapan atas serangkaian kejadian yang dimulai dengan penculikan dan kematian remaja Israel dan Palestina. Israel mulai serangan udara pada 8 Juli dan pada 23 Juli korban meninggal di Israel mencapai 32 tentara dan tiga warga sipil. Kementerian Kesehatan di Gaza mengatakan lebih dari 660 warga Palestina telah meninggal dan lebih dari 4.120 terluka.

Di Washington  pada hari Selasa (22/7), Patriarch Twal bertemu dengan anggota Komite Internasional  AS untuk Kebebasan Beragama, dan dia mengatakan  kemungkinan akan bertemu dengan para pejabat keamanan pemerintah AS.

Patriark Twal, mirip dengan Keuskupan Agung, untuk wilayah Israel, Palestina, Yordania dan Siprus. Dia mengatakan tidak mengerti mengapa pemerintah tidak mau berdialog.  Daripada opsi militer,  adalah "lebih baik untuk menemukan cara lain untuk mencari perdamaian," katanya.

Dia juga menganjurkan mengakhiri tujuh tahun blokade Israel atas Jalur Gaza, yang katanya membuat daerah itu sebagai  "penjara terbuka."

"Lebih baik menjadi tetangga yang baik selamanya daripada menjadi musuh selamanya," kata dia dan menekankan, "Perdamaian adalah untuk semua."

Mengelola 188 Sekolah di Gaza

Dia menyebutkan bahwa tiga dari patriarkat ini  mengelola 118 sekolah di Gaza, dan di sekolah itu belajar "lebih banyak Muslim daripada anak Kristen, beberapa anak  adalah anak para pemimpin Hamas." Sekolah-sekolah mengajarkan mereka untuk "mengasihi Allah, mengasihi sesama," kata dia.

"Kami mengajari mereka cara menghormati orang lain," katanya.  "Kami percaya bahwa anak-anak, ketika mereka bermain bersama, ketika mereka makan bersama, ketika mereka belajar bersama, saya pikir itu dialog terbaik yang dapat kita ajarkan pada  mereka, dari awal."

Dia juga mengatakan kadang-kadang otoritas Hamas bertemu pejabat gereja ketika mereka mengunjungi sekolah atau paroki mereka di Gaza.

"Kita harus menjadi teman dengan Hamas, kami harus berterima kasih mungkin kepada Hamas, karena kami memiliki kelompok ekstrimis lainnya di Gaza yang hanya dapat dikontrol  oleh Hamas," katanya.

Dia mengatakan, bagi orang Kristen yang tinggal di Tanah Suci, "kita harus memperbaiki situasi.  Saya sering mengatakan kehadiran kami di Tanah Suci adalah misi," kata dia. "Kami berada di sana sebagai saksi keselamatan kami.  Kami adalah sebuah gereja Kalvari, penderitaan. Kita harus ingat bahwa Tuhan menghadapi menderita di negeri ini.”


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home