Loading...
DUNIA
Penulis: Dewasasri M Wardani 10:27 WIB | Sabtu, 31 Maret 2018

Paus Fransiskus Membasuh Kaki Narapidana di Roma

Paus Fransiskus membasuh kaki narapidana penjara Regina Coeli Roma Italia pada Misa Kamis Putih, pada Kamis (29/3). (Foto: vaticannews.va)

VATIKAN, SATUHARAPAN.COM – Paus Fransiskus, dalam kotbahnya dalam misa perjamuan terakhir Tuhan Yesus  di penjara Regina Coeli Roma Italia, pada Kamis (29/3) mengkontekstualisasikan Kitab Injil Yohanes di mana Yesus mencuci kaki murid-muridnya. Paus Fransiskus melaksanakan ritual itu, dengan membasuh kaki narapidana di Penjara Regina Coeli di Roma, Italia. Dalam tradisi Kristiani, Yesus Kristus membasuh kaki 12 murid-Nya pada Kamis Putih, atau sebelum Dia disalibkan.

Tradisi pembasuhan kaki mulai rutin dilaksanakan oleh para Paus sejak era Paus Yohanes XXII di 1959. Paus Yohanes Paulus II menjadi Pontiff yang mulai memperkenalkan ritual pembasuhan kaki kepada anak yatim piatu dan tunawisma.

Adapun Fransiskus lebih sering melaksanakannya di luar Vatikan, salah satunya seperti di Penjara Regina Coeli.

Deutsche Welle memberitakan seperti dikutip dari Kompas.com pada Kamis (30/3), dari 12 tahanan yang kakinya dibasuh oleh Fransiskus, dua di antaranya merupakan pemeluk agama Islam, dan seorang penganut agama Buddha.

Yesus Melakukan Apa yang Diperbuat Seorang Budak  

Dia mengatakan, ini adalah tugas yang dilakukan oleh para budak. Setelah mengotori kaki mereka di jalan berdebu, orang-orang akan kembali ke rumah. Begitu mereka memasuki rumah mereka, seorang budak akan menyediakan "layanan" untuk mencuci kaki mereka. “Yesus ingin melakukan pelayanan ini untuk memberi kita contoh bagaimana kita harus melayani satu sama lain,” kata Paus Fransiskus yang dilansir situs vaticannews.va.

Paus menyitir bagian dari perkataan Yesus, siapa yang ingin menjadi pemimpin haruslah mau melayani, dan harus memberi tempat yang paling penting bagi orang lain. Ia menambahkan bahwa banyak raja atau penguasa yang kejam dan memperbudak rakyatnya. Namun  Yesus mengatakan kita tidak harus seperti itu.

Paus mengatakan, “Yesus membalikkan kebiasaan budaya historis pada waktu itu, namun juga pada zaman kita sekarang. Seandainya raja dan kaisar di masa lalu memahami ajaran Yesus dan telah melayani, bukannya memerintah dan membunuh, begitu banyak perang yang tidak akan pernah terjadi."

Yesus Melayani Hari ini Dalam Diriku

Kembali ke masa sekarang, ia mengatakan, Yesus sangat memperhatikan kepada mereka yang disisihkan oleh masyarakat. “Yesus melayani kita hari ini, di sini di penjara Regina Coeli.”

Yesus mempertaruhkan dirinya untuk setiap orang. Dia tahu bagaimana mengambil risiko, karena namanya adalah Yesus, bukan Pontius Pilatus. Untuk mencari domba yang hilang, Yesus berisiko terluka.

“Aku orang berdosa sepertimu. Tetapi saya mewakili Yesus hari ini,” kata Paus Fransiskus.

 

 

 

 

 

 

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home