Loading...
RELIGI
Penulis: Melki Pangaribuan 12:26 WIB | Senin, 08 Maret 2021

Paus ke Irak, Mardi SJ: Perjelas Alkitab Ketimbang Politis untuk RI

RP Prof Dr Bernardus Soebroto Mardiatmadja SJ

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – RP Prof Dr Bernardus Soebroto Mardiatmadja SJ melihat perjalanan apostolik Paus Fransiskus ke Irak, sejak 5 hingga 8 Maret 2021 memperjelas pemahaman kisah Alkitab ketimbang terlampau politis.

Pandangan Romo Mardi SJ itu menanggapi pertanyaan redaksi terkait kunjungan Sri Paus ke Irak terhadap dampaknya bagi rakyat dan umat Indonesia.

"Saya lebih cenderung melihatnya sederhana bahwa Tradisi mengatakan, bahwa banyak sekali kisah dalam Alkitab Kristiani mengambil tempat di daerah, yang sekarang disebut Irak. Oleh sebab itu, kunjungan Paus ke Irak erat berkaitan dengan "sejarah ketika anak cucu Abraham" sedang mengawali sejarahnya," kata Romo Mardi SJ kepada Melki Pangaribuan melalui pesan singkat, hari Minggu (7/3/2021).

Menurut Imam Yesuit itu, banyak komunikasi-komunikasi sekitar hal ini (kunjungan Paus ke Irak) diberikan terlampau politis, sebagaimana di Indonesia urusan-urusan persahabatan biasanya menciptakan peluang untuk bicara politis.

"Tidak perlu orang menarik-narik ke pertanyaan "apa kaitannya dengan Indonesia". Saya cenderung untuk tidak memberi catatan politis," kata Imam dari Ordo Serikat Jesus itu.

Guru Besar STF Driyarkara itu menjelaskan rencana kunjungan Paus Fransiskus ke Irak telah dibicarakan lama sekali, sejak Paus-paus sebelumnya. Banyak sekali kaitannya dengan kunjungan Paus ke Abudhabi, Turki dan sebagainya.

"Oleh sebab itu, kunjungan ini merupakan tanggapan undangan persahabatan dari "keluarga Irak". Kunjungan ini dapat membantu memperjelas pemahaman kisah Alkitab," kata Romo Mardi, sapaan akrabnya.

Pater Mardi sendiri mengakui tidak memiliki rekaman data mengenai para pengganti Santo Petrus yang berkunjung ke Irak dalam 300 tahun belakangan.

Sementara itu, beberapa tahun yang lalu, kata Romo Mardi, ribuan orang Irak menderita karena perang. Oleh sebab itu kunjungan Paus adalah ungkapan belarasa pada keluarga para penderita.

"Orang Katolik di Irak juga merupakan bagian kecil umat Katolik, yang sekarang bersatu dengan Paus. Jadi ini ungkapan simpati kepada mereka," kata Penyunting Buku "Eklesiologi Langkah demi Langkah, Sudut-sudut Hening Ziarah Gereja" itu.

Dengan kata lain, lanjuta Romo Mardi, kunjungan ini mengandung banyak sekali unsur persahabatan, persaudaraan, dan cintakasih.

"Perlu dijaga pada suasana ini, perlu ditipiskan aroma politis," tegasnya.

Paus Fransiskus mengunjungi Irak yang telah lama dirundung konflik sektarian, termasuk oleh ekstremis ISIS yang ingin mendirikan kekhalifahan Islam di Suriah dan Irak. Kelompok ini gagal pada tahun 2017, namun selama hampir empat tahun telah melakukan pengrusakan dan pembunuhan yang mengerikan.

Dalam perjalanan empat hari di Irak, Paus juga mengunjung kota kuno, Ur, yang diyakini tempat asal Abraham, tokoh Alkitabiyah yang dihormati oleh Yahudi, Kristen dan juga Muslim.

Sri Paus telah mengunjungi negara-negara yang mayoritas Muslim termasuk Turki, Yordania, Mesir, Bangladesh, Azerbaijan, Uni Emirat Arab dan wilayah Palestina, sebagai perjalanan apostoliknya untuk menyerukan dialog antaragama.

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home