Loading...
HAM
Penulis: Yan Chrisna Dwi Atmaja 11:05 WIB | Rabu, 22 Oktober 2014

PBB: Yazidi Irak Hadapi "Upaya Genosida"

Tempat suci kaum Yazidi di Sinjar Irak. (Foto: yeziditruth.org)

WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM - Kelompok minoritas Yazidi, Irak, kini sedang menghadapi apa yang mungkin menjadi satu "percobaan genosida" di tangan para pejuang Islam, kata seorang pejabat senior HAM Perserikatan Bangsa Bangsa Selasa (21/10)setelah mengunjungi Irak utara.

"Bukti kuat menunjukkan upaya untuk melakukan genosida," kata Asisten Sekretaris Jenderal Ivan Simonovic setelah bertemu dengan para pejabat dan pengungsi di Arbil, Baghdad dan Dohuk selama kunjungan sepekan.

Simonovic mengatakan kepada wartawan di markas besar PBB bahwa kekejaman yang dilakukan oleh para pejuang Negara Islam (IS) yang juga dikenal sebagai Negara Islam Irak dan Suriah (NIIS atau ISIS) dan Negara Islam Irak dan Levant (ISIL) selama empat bulan terakhir merupakan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan.

Dalam kasus Yazidi, ia mengatakan pembunuhan-pembunuhan bisa memenuhi syarat sebagai upaya genosida karena ada bukti maksud untuk memusnahkan mereka jika mereka menolak untuk mengkonversi.

Puluhan ribu warga Yazidi telah melarikan diri, takut akan hidup mereka setelah ditargetkan untuk keyakinan agama mereka.

IS membual dalam edisi terbaru majalah `Dabiq` bahwa pihaknya menjual perempuan dan anak-anak Yazidi sebagai budak dan bahwa orang Yazidi diincar karena kebiasaan mereka yang unik.

Simonovic berhasil mewawancarai setidaknya 30 warga Yazidi yang menjelaskan sejumlah tindakan mengerikan termasuk pelaksanaan sekelompok Yazidi yang dikumpulkan dalam sekolah dan menolak untuk mengkonversi.

Ribuan warga Yazidi tetap terjebak di gunung dekat kubu utama mereka Sinjar selama bulan Agustus, sementara yang lain dibantai dan nasib ratusan wanita dan anak-anak hilang dan belum jelas.

Human Rights Watch (HRW) mengeluarkan laporan awal bulan ini bahwa wanita Yazidi yang diculik menjadi sasaran kekerasan seksual dan dijual-belikan oleh para pejuang IS.

"Penculikan sistematis dan penyalahgunaan warga sipil Yazidi bisa menjadi kejahatan terhadap kemanusiaan," kata pengawas berbasis di New York dalam satu pernyataan.

Kaum Yazidi

Kaum Yazidi mempercayai bahwa dunia ini diciptakan oleh Allah, lalu Allah mempercayakan kekuasaaNya kepada tujuh malaikat yang dipimpin oleh salah satunya yang dikenal sebagai Melek Taus atau Malaikat Merak
 
Melek Taus adalah tokoh utama dalam sistem kepercayaan Yazidi, dialah yang mengisi bumi dengan hewan dan tanaman dibantu enam malaikat lainnya. Melek Taus menuju ke Taman Eden untuk bertemu Adam. Adam manusia pertama yang diciptakan tanpa jiwa, Melek Taus-lah yang meniupkan nafas kehidupan ke dalam dirinya. 
 
Agama mereka adalah monoteistik dan non-dualistik, dan mereka tidak percaya pada konsep neraka. Bagi kaum Yazidi, semua orang memiliki sisi baik dan jahat dalam diri mereka, dan pilihan yang dibuat bebas dari godaan eksternal. Mereka percaya dalam pemurnian internal melalui metempsychosis, istilah yang merujuk pada perpindahan jiwa, menurut Encyclopedia Britannica. Mereka percaya bahwa tujuh malaikat kadang-kadang reinkarnasi dalam bentuk manusia. 
 
Yazidi mempercayai bahwa mereka adalah keturunan langsung dari Adam sendirian, sedangkan umat manusia lain berasal dari garis keturunan Adam dan Hawa. 
 
Meskipun sistem kepercayaan mereka berakar dalam tradisi pra-Islam, sosok yang diagungkan sebagai pendiri kepercayaan Yazidi adalah Sheikh Adi bin Musafir, seorang pengkhotbah sufi yang meninggal pada 1162. Sheikh Adi bin Musafir dianggap penjelmaan Melek Taus, makam Sheikh Musafir ada di dekat kota Mosul, Irak, dan adalah tempat ziarah yang paling penting kaum Yazidi. (AFP/huffingtonpost.com)

BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home