Loading...
RELIGI
Penulis: Martahan Lumban Gaol 14:56 WIB | Selasa, 04 Agustus 2015

PBNU Didesak Bentuk Komite Jazirah untuk Konflik TimTeng

Seorang perempuan Afganistan mantan pengungsi yang berada di kamp Sari Pul, Afganistan di bawah pengawasan Badan Perserikatan Bangsa Bangsa untuk Pengungsi. (Foto: Dok. satuharapan.com)

JOMBANG, SATUHARAPAN.COM – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) didesak membentuk Komite Jazirah. Tujuannya, ikut serta merealisasikan jalan resolusi konflik di Timur Tengah yang dibangun di atas nilai sosial yang sesuai dengan NU, yaitu i’tidal, tawazun, tasamuh, dan tawasuth.

“Melihat kondisi beberapa negara di Timur Tengah yang telah lama dilanda konflik, PBNU harus segera membentuk Komite Jazirah, untuk ikut serta dalam usaha mencara dan merealisasikan jalan rekonsiliasi konflik Timur Tengah, yaitu jalan rekonsiliasi yang dibangun di atas nilai-nilai sosial ke-NU-an, i’tidal, tawazun, tasamuh, dan tawasuth,” ucap Juru Bicara Kader Lajnah Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (LPTNU) Timur Tengah, Muhammad Taufiq,” dalam jumpa pers di Media Cenet Muktamar ke-33 NU, SMA Negeri 1 Kabupaten Jombang, Provinsi Jawa Timur, Selasa (4/8).

Menurut dia, Komite Jazirah tersebut nantinya harus melibatkan kader NU berpengalaman tentang latar belakang, sosial, politik, agama, dan budaya di Timur Tengah. “Komite Jazirah harus segera melakukan komunikasi dengan Rabithah al-Alam al-Islamy dan Liga Arab atau organisasi lainnya yang berpengaruh di Timur Tengah.

Taufiq juga mengatakan Komite Jazirah nantinya harus mengemban tugas menyampaikan lima aspirasi. Pertama, menumbuhkembangkan toleransi dan saling mengharagai antarkelompok, baik sesame umat Islam, maupun lainnya. Selanjutnya, menjamin kebebasan melakukan ritual keagamaan atau kebudayaan sesuai keyakinan masing-masing.

Ketiga, dia melanjutkan, menjamin terpeliharanya situs-situs bersejarah yang ada di Timur Tengah. Berikutnya, menjamin terwujudnya perdamaian dan keadilan, baik antarkelompok dalam satu negara, maupun antarnegara di Timur Tengah.

Terakhir, ucap Taufiq, PBNU harus berusaha semaksimal mungkin, agar resolusi tersebut diterima pada pemimpin Timur Tengah dan segera ditindaklanjuti, sebagai upaya penyelesaian konflik di Timut Tengah dalam waktu singkat.

“Dalam upaya menyebarluaskan afkar nahdliyah ke dunia Arab, kami mendesak PBNU untuk mendirikan Bait al-Tarjamah yang bertugas menerjemahkan dan menerbitkan karya-karya oara masyayikh dan intelektual NU,” tutur Taufiq.

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home