Loading...
LAYANAN PUBLIK
Penulis: Febriana Dyah Hardiyanti 12:10 WIB | Jumat, 22 Juli 2016

PDIP Tidak Akan Dukung Ahok

Diskusi dan Rilis Survei Pemilih DKI Jakarta dan Kinerja Petahana oleh Saiful Mujani Research dan Consulting (SMRC), hari Kamis (21/7), di Kantor SMRC, Menteng, Jakarta Pusat. (Foto: Febriana DH)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Wakil Sekertaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Ahmad Basara, menyatakan PDIP tidak akan mendukung pencalonan diri Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017.

“Saya pastikan seratus persen PDIP tidak akan mendukung Ahok yang merupakan calon perseorangan, karena ini ibarat minyak dan air,” kata Basara dalam Diskusi dan Rilis Survei Pemilih DKI Jakarta dan Kinerja Petahana oleh Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), hari Kamis (21/7), di Kantor SMRC, Menteng, Jakarta Pusat.

Basara menegaskan PDIP yang berideologi kepartaian tidak mungkin menggadaikan ideologi hanya untuk sekedar pragmatisme politik Pilkada DKI Jakarta. “Kami tidak ingin ideologi PDIP digadaikan hanya untuk seorang Ahok yang individualistik,” katanya.

Basara meminta kepada Ahok untuk tidak mengotak-atik partainya dengan mengatakan akan diberikan dukungan oleh Megawati. Teman Ahok juga diminta untuk saling menghargai pilihan politik masing-masing.

“Untuk Teman Ahok, pilihan politik kita boleh beda. Hal yang kami bingungkan ketika Ahok meninggalkan PDIP dan memilih jalur perseorangan, tapi di tengah jalan masih mengotak-atik dengan mengatakan PDIP akan mendukung beliau. Ahok silakan tempuh jalur perseorangan itu,” katanya.

Ia memandang ketika Mahkamah Konstitusi (MK) memutuskan adanya jalur perseorangan bagi calon kepala dan wakil kepala daerah adalah sebagai sarana perbaikan partai politik yang didasarkan pada kritik kinerja partai politik yang dianggap belum mampu melakukan sistem kaderisasi.

“Jika partai politik disuruh mendukung calon perseorangan itu seperti sudah jatuh tertimpa tangga pula. Satu hal yang tidak mungkin bagi PDIP yang berprinsip gotong royong Pancasila mendukung yang berpaham individualisme, liberiralisme, dan kapitalisme,” ujar dia.

Meskipun PDIP belum menentukan sikap akan mendukung siapa, dikatakan oleh Basara, PDIP tidak akan begitu saja menyerahkan 28 kursi anggota Fraksi PDIP di DPRD DKI Jakarta kepada pihak eksternal partai. Hal itu, melihat fungsi partai politik yang merupakan kaderisasi.

“PDIP sebagai partai politik bertanggung jawab mengkaderisasi atau menawarkan kader-kader partai terhadap warga DKI Jakarta,” katanya.

PDIP saat ini tengah melakukan pemetaan partai politik terhadap Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Syaiful Hidayat; Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), Budi Waseso; dan Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini.

Ketiga nama tersebut akan disimulasi dan akan disampaikan kepada Ketua Umum, Megawati Soekarnoputri.

Selain itu, PDIP juga memiliki 27 calon yang telah mendaftarkan diri dan tengah mengikuti proses fit and proper test internal PDIP sebagai calon kepala daerah dan wakil kepala daerah .

“Semua nama ini akan kami simulasikan sampai nanti Bu Mega punya dua menu, yakni laporan 27 nama yang dikerucutkan menjadi lima nama dan juga nama-nama yang berdasarkan pemetan partai politik. Ekstraksi kesemuanya akan dijadikan referensi pengambilan keputusan terakhir. Kapan diumumkan dan siapa pasangan calonnya kita lihat dinamika politik di lapangan," katanya.

Basara mengatakan tiga simulasi PDIP dalam Pilkada ialah mendukung calon gubernur dan wakil gubernur internal PDIP; mendukung calon gubernur dari internal PDIP dan calon wakil gubernur dari eksternal PDIP; dan mendukung calon gubernur dari ekternal PDIP dan wakil dari internal PDIP.

Dia menegaskan kembali bahwa tidak akan mendung Ahok karena tidak tercantum dalam simulasi partai PDIP tersebut. “Yang tidak ada dalam simulasi adalah kami mendukung calon perseorangan,” ujar Basara.

Saat ini, telah ada tiga partai politik yang mendeklarasikan dukungannya kepada Ahok, yakni Partai Nasional Demokrat (Nasdem), Partai Golongan Karya (Golkar), dan Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura).

Selain itu, Ahok juga mendapatkan dukungan dari relawan Teman Ahok untuk maju melalui jalur perseorangan dengan berhasil mengumpulkan dukungan sebanyak satu juta Kartu Tanda Penduduk (KTP) warga Jakarta.

Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home