Loading...
EKONOMI
Penulis: Melki Pangaribuan 18:41 WIB | Rabu, 03 Juni 2020

Pedagang Perlengkapan Sekolah Akui Sepi Pembeli

Situasi salah satu toko perlengkapan sekolah yang sepi pembeli, Bandarlampung, Rabu 3/6/2020 (Foto: Antara)

BANDARLAMPUNG, SATUHARAPAN.COM - Sejumlah pedagang seragam dan perlengkapan sekolah di Kota Bandarlampung sepi pembeli, menjelang tahun ajaran baru 2020/2021.

"Tahun ini karena pandemi COVID-19 penjualan baju seragam tidak seramai tahun sebelumnya," ujar salah seorang pedagang grosir pakaian sekolah, Sistyo di Bandarlampung, Rabu (3/6).

Ia mengatakan, penurunan penjualan mencapai 50 hingga 70 persen dari tahun sebelumnya.

"Melihat situasi saat ini bisa diperkirakan turun 50 hingga 70 persen, sebab di tahun sebelumnya dalam sehari bisa datang lebih dari lima pembeli pakaian seragam, namun saat ini hanya satu dua orang saja," katanya.

Menurutnya, animo masyarakat untuk membeli perlengkapan sekolah ataupun seragam sekolah berkurang, karena sistem pembelajaran siswa selama pandemi COVID-19 dilakukan secara daring.

"Harga seragam sekolah tidak berubah untuk sekolah dasar Rp55.000 per pasang, sekolah menengah pertama Rp120.000 per pasang, dan sekolah menengah atas Rp125.000 hingga Rp150.000 per pasang, namun pembeli belum begitu antusias karena anak sekolah belajar di rumah," ucapnya.

Hal serupa juga dikatakan oleh salah seorang pedagang perlengkapan sekolah di Pasar Tengah Bandarlampung.

"Belum ada lonjakan pembeli, stok buku tulis juga masih banyak biasanya masyarakat sudah bersiap kalau tahun ajaran baru mulai, tetapi ini belum banyak yang membeli," ujar salah seorang pedagang, Antik.

Ia mengatakan, selama pandemi COVID-19 antusiasme masyarakat untuk membeli perlengkapan sekolah tidak seramai tahun sebelumnya.

"Tahun lalu kalau anak sekolah mau masuk masyarakat sudah banyak yang antre membeli buku tulis, tas, ataupun alat tulis, tapi sekarang sudah diberi tulisan diskon pun belum banyak yang datang," katanya. (Ant)

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home