Loading...
DUNIA
Penulis: Yan Chrisna Dwi Atmaja 20:45 WIB | Selasa, 10 Maret 2015

Pegiat Korsel akan Sebar 10.000 Film The Interview ke Korut

Poster film The Interview. (Foto: huffingtonpost)

SEOUL, SATUHARAPAN.COM - Pegiat Korea Selatan (Korsel) berjanji mengirimkan sedikitnya 10.000 keping film "The Interview" ke Korea Utara (Korut) dengan menggunakan balon udara pada 26 Maret 2014. 

Kegiatan itu digelar sebagai bentuk tanggapan atas ancaman berulang-ulang dari negara pimpinan Kim Jong-un tersebut.

"Kami akan mengatur tanggal dan tempat serta mempertimbangkan cuaca untuk memulai kegiatan tersebut. Namun, kami tidak akan menyiarkan pengiriman film itu," kata Park Sang-Hak, mantan penduduk Korut, yang menyeberang ke Korsel dan telah memimpin serangkaian peluncuran balon pada Selasa (10/3).

Pemerintah Korut memperingatkan Korea Selatan harus membayar perbuatan jahatnya dengan darah" jika pengiriman film tersebut dilaksanakan.

Selain ribuan keping film komedi "The Interview", yang bercerita tentang rencana rekaan badan intelijen AS CIA untuk membunuh Kim Jong Un, aktivis juga mengirimkan 500.000 selebaran politik.

Belum ada penjelasan lebih lanjut tentang isi selebaran tersebut, namun selebaran serupa yang pernah dikirimkan sebelumnya berisi kecaman terhadap keluarga penguasa Korut.

Pegiat Korsel bersikeras mereka memiliki hak demokratis untuk mengirimkan selebaran. Walau begitu mereka menjaga agar tindakan-tindakan tersebut tidak terlalu memancing kemarahan Korut. 

Kegiatan itu menandai peringatan lima tahun tenggelamnya kapal perang Korea Selatan yang menewaskan 46 pelaut pada tahun 2010. Pemerintah Korsel menuduh Korut ada dibalik kejadian tersebut dan sejak saat itu membekukan semua ikatan perdagangan dan investasi antara kedua negara.

Pemerintah Korut sendiri telah lama mengutuk pengiriman balon-balon udara ke wilayahnya dan dalam beberpa bulan terakhir telah meningkatkan intensitas peringatan tersebut.

Pada Senin, laman resmi pemerintah Korut Uriminzokkiri memberikan peringatan bahwa Pyongyang akan menanggapi setiap peluncuran balon udara "tidak hanya dengan tembakan senjata, namun juga meriam atau rudal".

Tentara perbatasan Pyongyang, pada Oktober 2014, menembak jatuh beberapa balon yang menyeberangi wilayahnya. Kejadian ini memicu baku tembak menggunakan senjata mesin antara pasukan pemerintah Korut dan Korsel.

Sementara itu, penduduk, yang tinggal di wilayah peluncuran balon, mengkritik pegiat karena membuat mereka menjadi sasaran serangan pemerintah Korut. (AFP)

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home