Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 15:11 WIB | Rabu, 20 Agustus 2014

Pejuang Kurdi: NIIS Lebih Kejam dari Saddam

Mantan Presiden Irak, Saddam Hussein. (Foto: Ist)

KURDI, SATUHARAPAN.COM – Kelompok  jihadis Negara Islam Irak dan Suriah (NIIS) yang menargetkan kaum minoritas "lebih jahat daripada Saddam", kata seorang komandan pasukan Kurdi. Dia berdiri di dekat penghalang pasir di garis depan di Irak utara, sementara bendera militan berwarna hitam  (bendera NIIS) berkibar di kejauhan.

Daerah gurun di Irak utara sampai saat ini di bawah kendali NIIS yang juga disebut sebagai ISIS (Islamic State of Iraq and Syria) yang melancarkan serangan awal Agustus ini, dan menguasai sebagian wilayah Kurdi. Serangan itu menyerang kelompok minoritas yang membuat puluhan ribu orang mengungsi ke pegunungan.

NIIS "lebih buruk dari Saddam. Mereka menggunakan teror dan kekacauan untuk memaksa penduduk untuk mengungsi. Kemudian mereka mengambil alih," kata Mayor Jenderal Abdulrahman Kawiri, seorang perwira tinggi pada angkatan bersenjata Peshmerga Kurdi, seperti dikutip AFP di garis depan pertempuran dengan NIIS.

Ini adalah pernyataan emosional bagi anggota komunitas Kurdi Irak. Mereka menjadi target serangan genosida pada 1980-an oleh rezim Presiden Irak, Saddam Hussein, dan puluhan ribu orang Kurdi menjadi korban.

Sementara itu, Wakil Kawiri, Mayor Jenderal Sardar Kamal, mengatakan bahwa pengalaman Kurdi  di bawah  kekuasaan Saddam adalah bagian dari alasan mereka untuk bergabung dalam perang melawan NIIS.

Tak Ingin Terulang

"Kami tidak ingin sejarah terulang," kata Kamal di antara sebagai anak buahnya yang tengah  mendirikan tenda dan bersiap-siap untuk menghabiskan malam menjaga tanah mereka dan merebut kembali yang diambil NIIS. Posisi mereka hanya beberapa puluh meter dari posisi terdekat NIIS.

Di kejauhan, kepulan asap naik dari wilayah yang diserangan dari udara oleh pasukan Amerika Serikat untuk mendukung pertempuran pasukan keamanan Kurdi dan pasukan  federal Irak terhadap NIIS.

Kawiri mengatakan bahwa serangan itu "sangat, sangat membantu".  Dan pasukannya juga memiliki semangat nasionalis Kurdi yang kuat. "Kami berperang untuk membela diri, dan kami percaya pada tujuan kami," kata dia.

Kamal mengatakan ia telah berjuang dengan Peshmerga sejak berusia 16 tahun. "Saya tidak ingat berapa banyak pertempuran yang dialami," katanya sambil tertawa, sementara sekelompok pejuang tengah menurunkan  semangka, balok es dan peti botol air dari truk  yang membawa persediaan.

Pengalaman panjang di Peshmerga dengan perang gerilya melawan rezim Saddam telah membantu Kurdi meningkatkan semangat perjuangan setelah kehilangan sebagian besar wilayah  oleh NIIS dalam beberapa pekan terakhir, kata dia.

Kekalahan Terburuk

Kekalahan terburuk di Peshmerga adalah NIIS menguasai bendungan dan dam terbesar di Mosul dua pekan lalu. Namun pejuang Peshmerga dan pasukan keamanan Irak merebut kembali pada hari Minggu.

Kamal mengatakan, NIIS "memiliki unsur kejutan untuk memulai  serangan, tetapi sekarang kita tahu taktik mereka," kata Kamal, dan pejuang  Peshmerga lainnya ikut berkumpul untuk mendengarkan.

"Mereka mengirim pejuang dengan bahan peledak yang ditempatkan di sekitar mereka di daerah-daerah dan mulai meledakkan segalanya, mereka kemudian menyerang warga sipil . Laki-laki, perempuan dan anak-anak , dan meneror lainnya untuk mengusir.

“Dalam waktu singkat, mereka mengambil alih," katanya. Di antara para pejuang Peshmerga senior, mereka memiliki banyak pengalaman bertempur,  namun ada juga yang menghadapi pertempuran untuk pertama kalinya.

Pertama Bertempur

Aram Hikmet, berusia sekitar 19 tahun membawa senapan mesin besar, dia belum lahir ketika pasukan Saddam  Hussein melancarkan serangan terberat di Kurdi.

"Saya mendengar tentang Yazidi dan perempuan dan anak-anak Kristen dibunuh," kata dia mengacu pada minoritas ditargetkan oleh NIIS. "Saya tidak bisa menerimanya. Saya harus bergabung melawan."

Pejuang lainnya,  Jassem Yahya, mengatakan bahwa dia keluar dari militer. "Saya menghabiskan delapan tahun di militer Irak, ikut dalam perang Irak-Iran" yang berakhir pada tahun 1988,” katanya.

"Saya seorang pejuang yang baik," tambahnya. NIIS "menyerang dengan ganasnya. saya harus melakukan sesuatu,” Kata dia.


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home