Loading...
SAINS
Penulis: Prasasta Widiadi 15:03 WIB | Kamis, 05 Maret 2015

Pekerja Usia Produktif Disarankan Konsumsi Banyak Air

Para dokter, Imran Agus Nurali, Nusye E Zamsiar, dan Maya Setyawati, mendiskusikan buku "Pedoman Kebutuhan Cairan bagi Pekerja agar Tetap Sehat dan Produktif" yang diluncurkan Rabu (4/3) di Hotel Le Meridien, Jakarta. Buku pedoman tersebut berisi pengetahuan hidrasi bagi pekerja demi meningkatkan kesehatan dan produktivitas. (Foto: Danone Aqua).

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Pekerja usia produktif di Indonesia, terutama di berbagai kota besar yang memiliki kesibukan tinggi, diharapkan mengkonsumsi air putih dalam jumlah banyak.

“Kami mengharapkan diskusi tentang buku Pedoman Kebutuhan Cairan Bagi Pekerja agar Tetap Sehat dan Produktif dapat memperluas pengetahuan para pemberi dan pelaku kerja di Indonesia mengenai pentingnya kecukupan cairan dalam tubuh saat bekerja, demi terciptanya masyarakat pekerja sehat dengan produktivitas optimal,” kata Direktur Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kementerian Kesehatan, dr Anung Sugihantono MKes pada talkshow Apakah Minum 2 Liter Sehari Cukup bagi Pekerja?” di Hotel Le Meridien, Jakarta, Rabu (4/3).

Dari 125,3 juta jiwa masyarakat pekerja yang dimiliki Indonesia (Data Badan Pusat Statistik, Februari 2014), sekitar 70 persen bekerja di industri kecil menengah atau sektor informal di mana sebagian besar dari mereka (baik pemberi kerja maupun pekerja) masih kurang mengetahui fungsi dan pentingnya air pada pekerja.

Acara diskusi yang diadakan Perhimpunan Spesialis Kedokteran Okupasi Indonesia (Perdoki) bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) membahas kecukupan cairan ideal bagi pekerja di Indonesia. Tidak ketinggalan ditandai dengan peluncuran buku Pedoman Kebutuhan Cairan bagi Pekerja agar Tetap Sehat dan Produktif, yang disusun tim kontributor Perdoki.

Buku panduan pemenuhan kebutuhan cairan bagi pekerja ini khususnya ditujukan kepada manajemen/pengelola tempat kerja, praktisi kesehatan, petugas K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja), Bagian Sumber Daya Manusia, dan para pekerja.

“Kami (Kementerian Kesehatan) terus berupaya menciptakan masyarakat pekerja Indonesia sehat sesuai dengan yang termaktub dalam Pasal 164 Undang-Undang No 36 Tahun 2009 tentang kesehatan,” kata dr Anung.

Anung menambahkan tingkat ketahanan fisik masyarakat pekerja Indonesia mempunyai karakteristik khusus dengan risiko kesehatan yang berasal dari pekerjaan dan lingkungan kerjanya. Anung menambahkan Indonesia membutuhkan pencegahan agar risiko kesehatan terkait pekerjaan tersebut tidak menjadi gangguan dan masalah kesehatan yang serius.

Iklim tropis di Indonesia menyebabkan risiko gangguan kesehatan pada pekerja lebih tinggi jika dibandingkan dengan risiko pekerja di negara-negara beriklim dingin, salah satunya adalah gangguan kesehatan akibat tekanan panas (heat stress). Di samping itu, terdapat juga beberapa industri yang suhu lingkungan kerjanya sangat tinggi.

Sekitar 70 persen dari pekerja di Indonesia bekerja di industri kecil menengah atau sektor informal, dan sebagian besar pekerja maupun pemberi kerja di sektor tersebut mempunyai tingkat pendidikan yang rendah, sehingga, Anung mengkhawatirkan masih banyak yang belum berpengetahuan mengenai fungsi dan kebutuhan air pada pekerja.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Perdoki, dr Nusye E Zamsiar MS, SpOk mengatakan buku Pedoman Kebutuhan Cairan bagi Pekerja agar Tetap Sehat dan Produktif dihadirkan karena sejalan dengan sebuah gerakan yang diprakarsai Perdoki, yaitu ‘Hidup Sehat, Kerja Produktif, Bebas dari Penyakit Akibat Kerja’.

“Salah satu cara untuk mewujudkannya sangat sederhana, namun sering kali kurang diperhatikan, yaitu dengan pemenuhan kebutuhan cairan bagi pekerja. Kami berharap buku ini nantinya bisa menjadi sumber informasi bagi praktisi kesehatan dan non-kesehatan dalam memenuhi kebutuhan para pekerja,” kata Zamsiar.

Dokter Maya Setyawati MKK, SpOk perwakilan dari Tim Penulis buku Pedoman Kebutuhan Cairan bagi Pekerja agar Tetap Sehat dan Produktif, menuturkan, “Buku ini menyuguhkan berbagai informasi yang dibutuhkan untuk menciptakan masyarakat pekerja Indonesia yang terhidrasi baik, termasuk langkah-langkah yang bisa dilakukan oleh pihak-pihak terkait,” kata dr Maya

Di dalam buku ini diungkapkan bahwa setiap pekerja sebaiknya membiasakan diri untuk mengonsumsi air minum secara teratur dalam jumlah kecil sebelum merasa haus untuk dapat mempertahankan tingkat hidrasi yang baik selama bekerja. Bagi yang beraktivitas dengan tingkat sedang pada iklim kerja cukup panas, baiknya pekerja minum satu gelas air (150 – 200 mL) setiap 15-20 menit. Lingkungan kerja yang panas atau jenis pekerjaan berat membutuhkan air minum 2,8 liter/hari, sedangkan untuk jenis pekerjaan ringan atau pekerjaan dengan suhu lingkungan tidak panas membutuhkan air minum minimal 1,9 liter/hari. (PR)

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home