Loading...
DUNIA
Penulis: Melki Pangaribuan 22:19 WIB | Jumat, 29 Juli 2016

Pelajar Korut Minta Suaka ke Konsulat Korsel di Hongkong

Ilustrasi. Pembelotan saat bepergian ke luar negeri umum dilakukan oleh warga negara Korea Utara di perwakilan diplomatik Korea Selatan di sejumlah negara Asia Tenggara seperti Vietnam, Kamboja, Laos dan Thailand. Mereka biasanya melarikan diri melalui Tiongkok. (Foto: Dok.)

HONG KONG, SATUHARAPAN.COM - Seorang pria Korea Utara berusia 18 tahun yang pergi ke Hong Kong untuk bersaing di Olimpiade Matematika Internasional meminta suaka di konsulat Korea Selatan, pada hari Rabu (28/7), demikian menurut media berita lokal.

Mahasiswa berusia 18 tahun tersebut meminta suaka ke konsulat Korea Selatan di Hong Kong, menurut laporan surat kabar Ming Pao. Ia merupakan anggota delegasi Korea Utara untuk Olimpiade Matematika Internasional di Hong Kong University of Science and Technology (HKUST).

Pembelotan saat bepergian ke luar negeri umum dilakukan oleh warga negara Korea Utara di perwakilan diplomatik Korea Selatan di sejumlah negara Asia Tenggara seperti Vietnam, Kamboja, Laos dan Thailand. Mereka biasanya melarikan diri melalui Tiongkok.

Namun, pembelotan oleh anggota delegasi resmi di luar negeri jarang terjadi karena mereka diperiksa secara ketat sebelum diberikan visa dan dipantau selama berada di luar negeri.

Sebagai tindakan pencegahan, Konsulat Jenderal Korea Selatan, yang terletak di Far East Finance Centre, meminta pemerintah Hong Kong untuk meningkatkan keamanan. Polisi dengan cepat mengerahkan sejumlah besar petugas, termasuk tim gerak cepat anti-teroris.

Rincian tetap samar, namun pada Kamis sore wartawan VOA diminta meninggalkan konsulat itu oleh petugas berpakaian preman. Konsulat telah menghentikan distribusi visa dan layanan lainnya.

Beberapa wartawan telah menungggu di luar pintu masuk gedung. Beberapa wartawan mengatakan situasi pembelotan itu masih belum jelas, dan bahwa baik pejabat Hong Kong maupun Komisioner Kementerian Luar Negeri Tiongkok di Hong Kong belum menanggapi pertanyaan wartawan.

Menurut kebijakan "satu negara, dua sistem" antara Tiongkok daratan dan Hong Kong, semua insiden yang melibatkan isu diplomatik akan ditangani oleh Departemen Luar Negeri di Beijing.

Tiongkok dan Korea Selatan telah menolak untuk mengomentari situasi itu. Beijing pada masa lalu telah mendapat kecaman dari kelompok hak asasi manusia karena memulangkan pembelot Korea Utara ke tanah air mereka, di mana mereka secara luas diyakini menghadapi hukuman berat.

Hong Kong memiliki status semiotonomi setelah dikembalikan ke Tiongkok oleh Inggris pada 1997.

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home