Loading...
OLAHRAGA
Penulis: Prasasta Widiadi 18:01 WIB | Jumat, 14 Agustus 2015

Pelatih Fisik Atlet Difabel Ceritakan Jadi Panitia O2SN

Pelatih Fisik Atlet Difabel Ceritakan Jadi Panitia O2SN
Triyanto (topi kuning) saat berbincang santai dengan atlet difabel balap kursi roda Provinsi DKI Jakarta, Maria Goretti Samiati (kaus oranye), dan Baharuddin (kaus biru) pada Jumat (14/8) di Gelora Atletik Rawamanngn, Jakarta. (Foto-foto: Prasasta WIdiadi).
Pelatih Fisik Atlet Difabel Ceritakan Jadi Panitia O2SN
Triyanto (jaket biru, tengah) beberapa saat setelah memantau atlet difabel tuna rungu dan tuna wicara pada Selasa (4/8) lalu.

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM–Triyanto yang sehari-hari pelatih fisik cabang atletik nomor difabel dan umum menceritakan dia dipercaya  Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Dasar dan Menengah (Kemendikbuddasmen) untuk menjadi Technical Delegate (petugas pelaksana Pertandingan) di ajang Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) VIII yang digelar di Makassar, Sulawesi Selatan beberapa waktu lalu.

“Saya petugas pelaksana, tugas ini bukan saya ambil sendiri tetapi dari kementerian saya ditugaskan penanggung jawab di setiap pertandingan jadi saya dibantu dengan petugas lain dari  Kementerian (Pendidikan dan Kebudayaan Dasar Menengah) dan juga Dinas Pendidikan (Provinsi Sulawesi Selatan) untuk mengawasi satu persatu lomba,” kata Triyanto dalam perbincangan santai dengan satuharapan.com, Jumat (14/8) di Stadion Atletik Gelora Rawamangun, Jakarta.

Triyanto mengatakan dia cukup berpengalaman karena ini bukan tugas yang kali pertama dia emban. “Sebelumnya waktu O2SN di tempat lain saya juga sudah pernah jadi ketua lomba, waktu di palembang (O2SN diselenggarakan di Sumatera Selatan pada 2012) saya penrah menjadi ketua, terus di kalimantan ganti orang lain. Posisi saya naik turun jadi sekertaris, pernah juga di O2SN di Kalimantan (02SN 2013, diselenggarakan di Kalimantan Timur),” kata Triyanto.

Triyanto menjelaskan bahwa untuk kategori atlet difabel dalam O2SN kini hanya untuk kategori Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama, sementara untuk Sekolah Menengah Atas dan Sekolah Menengah Kejuruan tidak dipertandingkan nomor untuk difabel.

“Karena yang mengatur delegasinya berbeda-beda, kalau untuk SD dan SMP itu Kemendikbuddasmen, sementara untuk SMA dan SMK yang mengatur Kemenristekdikti,” kata Triyanto.

O2SN

Kontingen Jawa Timur keluar sebagai juara umum dalam ajang Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) VIII di Makassar, Sulawesi Selatan, 2-7 Agustus 2015. Jatim memastikan tampil sebagai yang terbaik setelah mengoleksi 16 medali emas, 12 perak dan 12 perunggu. Perolehan medali Jawa Timur lebih baik dari Jawa Barat yang "bertahan" dengan perolehan 15 medali emas, 12 medali perak dan 11 medali perunggu atau posisi kedua.

Untuk posisi ketiga ditempati Jawa Tengah setelah merebut 12 medali emas, sembilan perak dan 14 perunggu, lalu disusul Provinsi Bali pada posisi keempat dengan perolehan 11 medali emas, 11 medali perak dan sembilan medali perunggu. Selanjutnya, posisi lima diraih tim ibu kota DKI Jakarta dengan merebut sembilan medali emas, tujuh medali perak, dan lima medali perunggu. Untuk posisi enam hingga 10 masing-masing diraih Sumatera Utara (5 emas, 2 perak, 5 perunggu), DI Yogyakarta (4,10,10), Banten (4,7,11), Kaltim (4,6,8) serta Sumatera Barat pada posisi 10 (4, 2, 4).

Ikuti berita kami di Facebook

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home