Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 13:59 WIB | Senin, 29 Desember 2014

Pemantau: NIIS Eksekusi Hampir 2.000 Orang

NIIS secara rutin melaksanakan hukuman mati, termasuk kepada anggotanyan sendiri yang hendak melarikan diri. (Foto: dari akun Twitter.)

LONDON, SATUHARAPAN.COM – Negara Islam Irak dan Suriah (NIIS) telah mengeksekusi mati sekitar 2.000 orang di Suriah, separohnya berasal dari  kelompok suku Sunni  yang penting. Itu dilakukan sejak "khilafah" itu mendeklarasikan diri mereka pada bulan Juni, kata sebuah kelompok pemantau, hari Minggu (28/12).

"Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia telah mendokumentasikan eksekusi oleh NIIS kepada 1.878 orang di Suriah pada kurun 28 Juni ketika mengumumkan "khilafah" hingga 27 Desember," kata kelompok itu dalam sebuah pernyataan.

Korban meninggal itu termasuk 930 orang anggota suku Shaitat yang melawan NIIS di Provinsi Deir Ezzor, kata Observatorium itu yang berbasis di Inggris.

Pada 17 Desember, Observatorium itu mengatakan bahwa sebuah kuburan massal yang berisi mayat 230 anggota suku Shaitat ditemukan di provinsi tersebut.

Di antara mereka yang menjadi korban, 1.175 adalah warga sipil, termasuk empat anak dan delapan perempuan.  Para militan juga mengeksekusi 502 tentara dan milisi pro rezim pemerintah Suriah, kata pemantau itu.

Kelompok pemantau ini memperoleh informasi dari jaringan aktivis dan sumber medis di Suriah. Mereka mengatakan bahwa para korban dihabisi dengan ditembak, dipenggal atau dirajam. Eksekusi itu dilakukan di Provinsi Aleppo, Deir Ezzor, Hama, Homs, Hasakeh dan Raqqa.

Bunuh Anggota Sendiri

Menurut catatan kelompok ini, NIIS juga membunuh sekitar 120 orang anggotanya sendiri. Sebagian besar yang dibunuh karena mencoba melarikan diri ke negara asal mereka. Sementara itu, mereka juga membunuh 80 orang anggota kelompok lain saingannya,  Front Al-Nusra yang berafiliasi dengan Al-Qaeda di Suriah .

Kelompok pemantau ini percaya bahwa jumlah korban bisa lebih banyak, mengingat banyak korban hilang dan belum ditemukan. NIIS sering mempublikasikan rekaman video pembunuhan dan mempostingnya di Internet. Menurut para ahli hal itu untuk menebar ketakutan di kalangan warga sipil dan kelompok-kelompok saingan, serta untuk menarik anggota baru. (AFP)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home