Loading...
HAM
Penulis: Dewasasri M Wardani 12:52 WIB | Kamis, 30 Juli 2015

Pembuat Pembalut Warga Miskin Menangkan Magsaysay

Anshu Gupta dan istri Meenakshi bersama dengan rekan-rekan dari LSM Goonj, setelah memenangkan Ramon Magsaysay, Rabu (29/7) (Foto: thewire.in/Subhav Shukla)

NEW DELHI, SATUHARAPAN.COM – Organisasi kemanusiaan Goonj di New Delhi India, yang didirikan oleh Anshu Gupta, telah membuat handuk pembalut murah untuk wanita India tidak mampu. Organisasi tersebut telah menggunakan baju bekas narapidana, agar dapat digunakan masyarakat miskin, dan menjadi salah satu penerima Penghargaan Ramon Magsaysay tahun 2015.

Lahir pada tahun 1970 di Meerut dan dibesarkan di Dehra Dun, Anshu Gupta pria warganegara India, menjalankan organisasi kemanusiaan Goonj. Awalnya Anshu Gupta yang meninggalkan pekerjaan di sebuah perusahaan, kemudian pada tahun 1999 memulai bekerja untuk organisasi kemanusiaan atau Lembaga Swadaya Masyarakat Goonj di India.&

Gupta mengatakan, "Ini jelas merupakan suatu pengakuan besar bagi saya dan tim saya. Ini telah menjadi perjalanan yang indah, saya senang, telah mampu mengubah banyak kehidupan.

Goonj adalah organisasi non pemerintah yang berbasis di Delhi, yang bekerja di 21 negara di seluruh India dalam bantuan bencana, bantuan kemanusiaan dan pengembangan masyarakat. Organisasi ini telah mengkonversi 1.000 ton pakaian bekas, barang rumah tangga dan membuang perkotaan lainnya menjadi sumber yang dapat digunakan bagi masyarakat miskin.

Di antaranya, membuat handuk pembalut kebersihan murah untuk membantu 70 persen wanita India yang tidak mampu.

Pemenang lainnya, Kommaly Chnathavong dari Laos, menghidupkan kembali seni kuno menenun sutra, untuk membantu penciptaan ribuan pekerjaan bagi penduduk yang kehilangan tempat tinggal karena perang.

Magsaysay tahun ini juga diberikan kepada seorang pegiat anti-korupsi India, warga Burma dan seorang warga Filipina.

Tahun 2014, Saur Marlina Manurung atau Butet 'sokola rimba', mendapatkan penghargaan ini karena menggagas pendidikan untuk anak-anak suku asli yang tinggal di pedalaman rimba Jambi.

KPK mendapatkan Magsaysay, yang dipandang sebagai Hadiah Nobel versi Asia, di tahun 2013 karena dinilai sukses melakukan kampanye anti korupsi di Indonesia.

Hadiah dari Filipina ini mulai diberikan pada tahun 1957 untuk menghormati orang atau kelompok yang mengubah masyarakat menjadi lebih baik. (bbc.com/ thehindu.com)

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home