Loading...
BUDAYA
Penulis: Reporter Satuharapan 17:48 WIB | Minggu, 28 September 2014

Pementasan Wayang Kulit Tandai Penutupan Acara WGTC 2014

Rombongan dalang dan pengrawit bersiap dalam acara WGTC 2014 di Balairung UI, Jumat (27/9). (foto : Ardy Pradana Putra)

DEPOK, SATUHARAPAN.COM Pementasan wayang kulit purwa semalam suntuk, menandai berakhirnya rangkaian acara Wayang Goes To Campus (WGTC) 2014 Sabtu (27/9) malam di Ruang Utama Balairung UI, Depok. Pementasan wayang berlangsung meriah dan ramai pengunjung, walaupun berlangsung hingga subuh (Minggu, 28/9).

Pementasan wayang itu, menampilkan lakon “Semar Mbangun Kayangan” dengan dalang Ki Begug Poernomosidi, dan diiringi oleh sinden dan pengrawit yang didatangkan langsung dari Wonogiri Jawa Tengah.

Acara penutupan dihadiri oleh Pejabat Rektor UI M Anis, Ketua Komunitas Wayang UI Dwi Woro Retno Mastuti, Ketua Program Studi Jawa FIB UI Darmono dan Ketua Pelaksana WGTC 2014 Raymond Michael Menot, dari Departemen Antropologi FISIP UI.

Anis memberikan apresiasi terhadap pelaksanaan festival WGTC 2014.

“Perhelatan festival WGTC yang digelar untuk kedua kalinya di UI berlangsung dengan baik, ini merupakan bukti pelestarian budaya kita,” kata Anis dalam sambutannya.

Raymond Michael Menot sebagai ketua pelaksana mengaku tertantang menyelenggarakan festival WGTC 2014. Ia mengakui baru pertama kali mengadakan acara sebesar ini. “WGTC ini merupakan tantangan bagi saya, terlebih acara ini mengedepankan nilai-nilai tradisional yang saat ini mulai luntur,” kata Raymond.

Acara penutupan dimulai dengan pertunjukan gamelan oleh Keluarga Mahasiswa Sastra Jawa UI (KMSJ UI), dan dilanjutkan dengan penyerahan keris pusaka dari dalang Ki Begug Poernomosidi kepada Pejabat Rektor UI M Anis dan lantunan tembang dari Ketua Program Studi Sastra Darmono.

Lakon Semar Mbangun Kayangan
Lakon “Semar Mbangun Kayangan” berkisah tentang perjuangan Semar untuk membangun kahyangan yang bertujuan untuk membersihkan jiwa, pikiran, tata krama pada dirinya. Dalam membangun kahyangan Semar dibantu oleh seorang punakawan, Petruk dan mendapat perlawanan dari Kurawa.

Lakon ini memberikan pesan agar pemimpin membersihkan jiwa dan mentalnya walaupun mendapat tantangan dan hambatan apapun.

Pantauan satuharapan.com pengunjung tampak larut dan antusias menyimak pementasan wayang kulit hingga subuh. Pengunjung didominasi oleh kalangan mahasiswa dan masyarakat umum. Panitia WGTC 2014 menyediakan makam malam gratis dan aneka kudapan untuk pengunjung .

WGTC 2014 yang diadakan selama sepekan, 23-27 September 2014, diadakan oleh Komunitas Wayang UI, acara ini sebagai bentuk keprihatinan rendah minat sivitas akademika UI terhadap pergelaran budaya tradisional dibanding musik populer. Selain pementasan wayang kulit, WGTC 2014 telah melaksanakan acara diskusi, sarasehan, lokakarya dan pameran bertemakan wayang.

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home