Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 17:10 WIB | Jumat, 17 Januari 2020

Pemerintah Baru Lebanon Akan Dibentuk Akhir Pekan Ini

Hassan Diab Didukung oleh Hizbullah dan Amal Syiah. Kelompok Oposisi akan Memboikot. Apakah akan Diterima Rakyat, dan Didukung Internasional?
Protes rakyat atas buruknya ekonomi, korupsi dan pemerintah yang tidak efektif di Lebanon, memicu perubahan pemerintahan. Namun pemerintahan baru masih dipertanyakan apakah akan diterima rakyat dan didukung internasional. (Foto: dok. dari NNA)

BEIRUT, SATUHARAPAN.COM-Pemerintah Lebanon yang baru, menggantikan pemerintah lama yang ditentang rakyat karena dituduh banyak melakukan korupsi dan tidak efektif, kemungkinan akan dibentuk pada akhir pekan ini.

Pemerintahan baru, dipimpin oleh Perdana Menteri yang ditunjuk, Hassan Diab, akan terdiri dari 18 menteri dari satu kubu politik Hizbullah dan sekutunya. Namun tiga partai politik utama lainnya, Gerakan Masa Depan, Partai Sosialis Progresif, dan Pasukan Lebanon, diperkirakan akan memboikot pemerintahan baru, menurut laporan Arab News, hari Jumat (17/1).

Draft nama menteri telah dibocorkan setelah pertemuan antara Ketua Parlemen, Nabih Berri, dan Diab pada hari Kamis (16/1). Hizbullah pimpinan Hassan Nasrallah dan Gerakan Amal Syiah pimpinan Nabih Beri, akan memilih menteri dari kelompok Syiah untuk jabatan kementerian kesehatan dan kementerian industri.

Masih belum jelas apakah kementerian informasi akan dimasukkan ke dalam kementerian pariwisata atau kantor perdana menteri.

Namun perkembangan terakhir ini menyebabkan penurunan nilai tukar dolar terhadap pound Lebanon di perdagangan mata uang setempat, setiap dolar AS diperdagangkan dengan nilai antara 2.100 dan 2.175 pound Lebanon dari 2.500 pada awal pekan ini. Namun tingkat harga resmi stabil pada 1.515 pound Lebanon untuk setipa dolar AS.

Mohammad Murad, presiden Syndicate of Money Changers di Lebanon, menyatakan harapannya bahwa "rakyat Lebanon akan menggunakan dolar yang disembunyikan di rumah mereka setelah pembentukan pemerintah." Dia memperkirakan bahwa "Sekitar empat miliar dolar ditarik dari bank pada awalnya krisis."

Protes dan Kekerasan

Sementara itu, telah terjadi demonstrasi dengan kekerasan selama dua hari terakhir, yang menargetkan cabang-cabang bank sebagai protes atas pembatasan yang dikenakan pada penarikan dolar dan pound Lebanon.

Kantor Fasad bank hancur ketika kerusuhan meletus dalam dua malam berturut-turut di Beirut. Lusinan pengunjuk rasa dan personel Pasukan Keamanan Internal (ISF) terluka ketika mereka saling melempar batu dan yang terakhir pasukan menggunakan pentungan dan gas air mata.

Sebuah penghalang jalan di Jalan Bekaa hampir menyebabkan konfrontasi antara pengunjuk rasa dan pendukung Hizbullah dan Amal Syiah, yang meminta tentara untuk campur tangan.

Jan Kubesh, koordinator khusus PBB untuk Lebanon, mengatakan bahwa "tuntutan rakyat akan masa depan yang layak telah diabaikan" oleh para politisi negara itu.

"Apakah semakin banyak orang yang frustrasi karena tidak mampu menghadapi krisis ekonomi tidak cukup untuk membangunkan para politisi?" Tanyanya di akun Twitter.

Selain itu, media setempat melaporkan bahwa wartawan menggelar protes di depan kantor Kementerian Dalam Negeri pada hari Kamis, menuduh ISF menargetkan wartawan.

Pejabat sementara Menteri Dalam Negeri, Raya Al-Hassan, mengatakan: "Kami tidak menerima penargetan wartawan ketika melakukan pekerjaan mereka meliput acara. Sama seperti kami tidak menerima penargetan pasukan keamanan, di mana ratusan dari mereka terluka ketika mereka melakukan pekerjaan mereka menjaga keamanan dan menjaga ketertiban umum."

Dia menambahkan bahwa “serangan terhadap jurnalis bukan karena perintah. Saya bertanggung jawab penuh sebagai kepala, tetapi saya tidak memberikan perintah apa pun dalam hal ini. Ada mekanisme untuk akuntabilitas, dan siapa pun yang melakukan kesalahan akan bertanggung jawab."

Masa Depan Pemerintah Baru

Pemerintahan mantan Perdana Menteri Saad Hariri mengundurkan diri pada 29 Oktober, dua pekan setelah dimulainya protes damai terhadap kenaikan pajak dan korupsi. Diab ditunjuk untuk membentuk pemerintahan baru pada 19 Desember.

Pemerintah baru Lebanon di bawah Diab tampaknya akan menghadapi tantangan yang berat. Lambatnya pembentukan pemerintah itu menunjukkan konflik kepentingan di lebanon masih mendalam. Selain penolakan dari partai-partai oposisi, di kalangan massa protes, tuntutan untuk pembersihan pemerintah secara menyeluruh dari elite yang korup tetap terdengar keras. Dan pemerintahan Diab tampaknya masih memasang orang-orang lama yang berpotensi ditentang rakyat.

Hal itu sangat bergantung pada respons massa protes Lebanon terhadap pemerintah baru nanti. Ditambah lagi, mereka juga menuntut perubahan mendasar dalam sistem politik sektarian Lebanon yang didasarkan pada pembagian kekuasaan atas dasar sekte.

Selain itu, yang lebih berat tapaknya pemerintah baru akan didukung dan diisi oleh orang-orang dari kubu Islam Syiah, Hizbullah dan Amal Syiah, yang selama protes berlangsung berhadapan dengan massa protes.

Di sisi lain, Diab akan menghadapi tantangan dalam hubungan internasional, di mana Hizbullah telah masuk dalam daftar organisasi teroris oleh banyak negara. Juga kaitannya dengan Iran dan Pasukan Garda Revolusi Islam (IRGC) yang tngah menghadapi banyak masalah dan menjadi musuh bagi banyak kekuatan dunia.

Hal ini akan menyulitkan pemerintah Lebanon dalam pemulihan ekonomi dengan meminta dukungan dari negara-negara Arab yang mayoritas Sunni dan juga dari Barat. 

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home