Loading...
DUNIA
Penulis: Prasasta 07:18 WIB | Senin, 08 April 2013

Pemerintah Thailand dan Pemberontak Dialog untuk Perdamaian

Tentara Thailand tengah berjaga dan menyapa anak-anak.

NARATHIWAT, SATUHARAPAN.COM - Pihak pemerintah Thailand dan pemberontak pada Kamis (4/4) mengadakan dialog yang tidak diketahui publik, pembicaraan ini untuk mengurangi jumlah korban sipil yang mencapai lebih dari 5.500 dalam jangka waktu sembilan tahun. Dialog ini rawan konflik, terbukti ada ancaman bom ditujukan pada patroli keamanan dan menewaskan tiga orang, di Propinsi Narathiwat (Thailand Selatan) pada Kamis pagi sesaat sebelum  pembicaraan awal dilakukan di Kuala Lumpur.

“Aksi kekerasan ini ada hubungannya dengan dialog yang ada di Malaysia,” kata Chalerm Yubamrung Wakil Perdana Menteri Thailand yang mengomentari bahwa pemberontak melihat dialog perdamaian ini dengan prasangka buruk.

Negosiasi ini diselenggarakan oleh Barisan Nasional Revolusi, dan ini untuk pertama kali diadakan pembicaraan antara pemberontak selatan dan pemerintah Thailand. Perundingan ini diharapkan sebagai peluang konflik yang dari dahulu pemerintah resmi Thailand selalu terperosok dalam kegagalan.

Memang ada keraguan tetapi negosiasi ini janganlah dibesar-besarkan karena mengarah kepada perdamaian yang komprehensif, karena pemberontakan ini tidak hanya satu kelompok tetapi banyak, dan membawa misi berbeda-beda. Chalerm meragukan adanya BRN, “saya tidak yakin bahwa mereka pemimpin sesungguhnya

Otoritas Thailand telah menetapkan tujuan yang tidak hanya menghentikan konflik, tetapi langsung segera ingin gencatan senjata untuk mengakhiri serangan warga sipil.

Dialog ini untuk membatasi kekerasan lebih lanjut,” ujar Paradorn Pattanatabut, kepala Dewan Keamanan Nasional dalam sebuah keterangan pers, termasuk salah satu yang berpartisipasi dalam diskusi perdamaian tersebut. Dialog yang hanya berlangsung satu hari tersebut menekankan pentingnya membangun kepercayaan dan hubungan baik dengan para pemberontak.

Paradorn ingin BRN yang selama ini sebagai kelompok mayoritas berpengaruh di kalangan pemberontak, dapat memberikan pesan ke para pejuang-pejuang lain, “kami ingin hasil perdamaian yang konkret,” katanya.

Paradorn menambahkan bahwa pada Rabu (3/4) bahwa jangan sampai ada korban warga sipil tidak berdosa lainnya.Kekerasan hampir setiap hari, dan ritmenya hampir teratur dan tidak pandang Muslim atau Buddha semua jadi korban. Pemberontak tidak terkait dengan terorisme atau jihad, mereka hanya memperjuangkan apa yang selama ini disebut sebagai diskriminasi terhadap etnis Melayu dan Muslim yang ada di negara yang mayoritas beragama Buddha tersebut.

(France24)

Editor : KP1


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home