Loading...
RELIGI
Penulis: Diah Anggraeni Retnaningrum 20:18 WIB | Sabtu, 10 Mei 2014

Pemimpin Gereja Ambil Bagian dalam Diskusi Sudan Selatan

Perang di Sudan Selatan banyak mengakibatkan banyak korban di antaranya adalah anak-anak. (Foto: theguardian.com)

SUDAN SELATAN, SATUHARAPAN.COM – Pemimpin gereja dari Sudan Selatan yang tiba di ibu kota Ethiopia Addis Ababa, siap untuk mengambbil bagian dalam awal negoisasi antara Presiden Sudan Selatan, Salva Kiirdan pemimpin pemberontak Riek Machar. Negoisasi bertujuan untuk menemukan solusi bagi negara terbaru di dunia tersebut yang dilanda kekerasan sejak tahun lalu yang telah menewaskan ribuan orang dan jutaan tunawisma.

Uskup Agung Paulino Lukudu Loro dari Keuskupan Agung Katolik Roma Juba , Uskup Agung Daniel Deng Bul Yak dari Gereja Episkopal Sudan yang memimpin gereja tersebut serta Peter Gai Lual Marrow dari Gereja Presbiterian Sudan Selatan, yang dijadwalkan tiba ke Addis Ababa pada Jumat (9/5).

Para pemimpin gereja ini didampingi oleh Pdt. Dr Samuel Kobia , mantan sekretaris umum Dewan Gereja Dunia (WCC) dan ekumenis utusan khusus untuk Sudan Selatan dan Sudan , yang akan mewakili Konferensi Gereja Seluruh Afrika, Dr Nigussu Legesse, program eksekutif WCC untuk advokasi untuk Afrika juga akan hadir.

Partisipasi pemimpin gereja dalam negosiasi Addis Ababa datang setelah kunjungan terakhirnya ke Juba dari delegasi ekumenis yang mendesak para pemimpin di kedua belah pihak untuk menggunakan negosiasi sebagai kesempatan untuk menyetujui dialog dan menerapkan gencatan senjata segera.

Pdt Dr Olav Fykse Tveit, sekretaris umum WCC, berada di Juba dalam pertemuannya minggu lalu dengan perwakilan dari gereja-gereja lokal. Dia menekankan bahwa gereja-gereja Sudan Selatan memiliki  sumber daya yang kaya spiritual untuk membantu menemukan jalan menuju perdamaian.

"Gereja-gereja di Sudan Selatan memiliki peran yang signifikan dalam dialog nasional, menegaskan persatuan dan rasa dari pembangunan bangsa dengan memperkuat proses rekonsiliasi," kata Tveit . "Dalam proses rekonsiliasi ini, pemuda dan perempuan harus diberdayakan."

" Kami akan berdoa dan bekerja sama dengan gereja-gereja di Sudan Selatan, sementara mereka terus menangani perjuangan ini dalam upaya mereka untuk keadilan dan perdamaian," Tveit menyimpulkan.

Upaya lain yang dilakukan oleh badan gereja untuk mengakhiri konflik di Sudan Selatan, Dewan Gereja Sudan Selatan (SSCC) bersama dengan Dewan Islam Sudan Selatan akan berpartisipasi dalam Otoritas Antarpemerintah tentang Pembangunan ( IGAD ) proses perdamaian. (oikumene.org)

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home