Loading...
LAYANAN PUBLIK
Penulis: Reporter Satuharapan 13:37 WIB | Kamis, 19 September 2019

Pemkot Bogor Tindaklanjuti Rencana Kerja Sama Pemanfaatan Trem

Ilustrasi. Kemacetan di Kota Bogor. (Foto: Antara)

BOGOR, SATUHARAPAN. COM – Pemerintah Kota Bogor terus menindaklanjuti rencana kerja sama pemanfaatan alat transportasi jenis trem dari Belanda. Peluang tersebut dicoba dijajaki dalam kunjungan Wakil Wali Kota Bogor Dedie Rachim ke Provinsi Utrecht, Belanda, 14-22 September 2019.

Dalam kunjungan ke Negeri Kincir Angin tersebut, Dedie didampingi Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBBP) Republik Indonesia untuk Belanda I Gusti Agung Wesaka Puja, Direktur Prasarana Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Edi Nursalam, dan Atase Perhubungan Kedubes RI untuk Belanda Mokhammad Khusnu.

Dedie Rachim mengatakan, kunjungan tersebut dalam rangka melakukan studi kelayakan moda transportasi trem yang rencananya akan diterapkan di Kota Bogor. “Trem tersebut nantinya akan dimanfaatkan untuk moda transportasi massal alternatif berbasis rel dan bertenaga listrik di Kota Bogor. Penataan transportasi sangat dibutuhkan dalam mengantisipasi perkembangan kota 5-10 tahun ke depan,” ujar Dedie di Den Haag, Belanda, Selasa (17/9/2019), seperti dilansir situs resmi kotabogor.go.id.

Ia menambahkan, Pemerintah Provinsi Utrecht menawarkan kerja sama pemanfaatan 24 unit trem dengan harapan dapat membantu menyelesaikan permasalahan transportasi dan tingginya tingkat polusi perkotaan di Indonesia, salah satunya di Kota Bogor.

Dalam kesempatan tersebut, Dedie bersama rombongan mengunjungi sejumlah lokasi, mulai dari Pemerintahan Provinsi Utrecht dan Depo Trem. Kunjungan ini juga diharapkan dapat menjaga hubungan bilateral yang harmonis dan dapat mempertimbangkan tawaran yang baik.

“Pak Dubes juga menyatakan, kunjungan ini untuk mengelola kerja sama lebih strategis dengan upaya peningkatan kerja sama teknis dan membantu Indonesia membangun kompetensi bagi pihak terkait, baik langsung maupun tidak langsung terkait dengan program ini,” kata Dedie.

Upaya dan langkah selanjutnya, sambung Dedie, akan melakukan koordinasi teknis lintas instansi (interdep) dan memfinalisasikan kajian-kajian yang tengah dibuat oleh beberapa pihak.

Mengurai Kemacetan

Sebelumnya, Wali Kota Bogor Bima Arya menandatangani nota kesepahaman (MoU) mengenai studi kelayakan jalur trem di Kota Bogor bersama Managing Director Asia Pacific Colas Rail Jerome Bellemin dan CEO Iroda Mitra Mirza Whibowo Soenarto di halaman Balai Kota Bogor, Jumat, 6 September 2019.

Selama sembilan bulan ke depan, perusahaan yang juga mengerjakan Light Rail Transit (LRT) di Jabodetabek itu, akan membuat kajian ilmiah untuk melihat bagaimana kemungkinan jika trem beroperasi di Kota Bogor.

“Kita mulai tahapan pembangunan trem di Kota Bogor. Nanti hasilnya menentukan langkah pembangunan, jalurnya, kelaikan jalan, kapasitas jalan, daya angkut, lebar dan panjang rel, serta pembiayaannya,” ungkap Bima.

Ia menambahkan, trem yang merupakan transportasi massal dipilih sebagai alternatif untuk mengurai kemacetan di Kota Bogor, khususnya di pusat kota. Sebab diperkirakan dalam dua tahun ke depan, LRT Jabodetabek akan masuk ke Terminal Baranangsiang.

“Diprediksi ribuan orang dipastikan datang dan pergi menggunakan LRT yang setiap lima menit berangkat dan hanya membutuhkan waktu 40 menit untuk sampai Jakarta dari Bogor. Jadi, kalau ke Terminal Baranangsiang naik kendaraan pribadi semua pasti macet total. Maka perlu feeder system-nya. Ya trem ini,” ujarnya.

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home