Loading...
SAINS
Penulis: Dewasasri M Wardani 11:42 WIB | Sabtu, 09 Desember 2017

Penderita Demensia Diproyeksikan 152 Juta Orang Tahun 2050

Ilustrasi. Wanita tua penyandang dementia bermain musik. (Foto: who.int)

JENEWA, SATUHARAPAN.COM – Seiring bertambahnya populasi global, jumlah orang yang hidup dengan demensia diperkirakan tiga kali lipat dari 50 juta menjadi 152 juta pada tahun 2050.

"Hampir 10 juta orang menderita demensia setiap tahun, 6 juta di antaranya berada di negara berpenghasilan rendah dan menengah," kata Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal WHO.

Demensia adalah istilah umum untuk beberapa penyakit yang kebanyakan progresif, mempengaruhi ingatan, kemampuan kognitif lain dan perilaku serta sangat mempengaruhi kemampuan seseorang melakukan aktivitas sehari-hari.

Di antara penyakit tersebut, Alzheimer's adalah jenis demensia yang paling umum, dan mencakup 60 sampai 70 persen kasus. Jenis lain yang umum ialah demensia vaskular dan bentuk campuran.

Biaya global tahunan saat ini untuk menangani demensia, diperkirakan sudah mencapai 818 miliar dolar AS (Rp 11.079 triliun), setara dengan lebih dari satu persen produk domestik bruto global. Biayanya diperkirkaan bertambah menjadi dua kali lipat lebih atau sampai dua triliun dolar AS (Rp 27.088 triliun) sampai 2030, sehingga akan sangat merusak pembangunan sosial dan ekonomi dan sangat membebani layanan sosial serta kesehatan, termasuk sistem perawatan jangka-panjang.

 Guna menghadapi tantangan itu, WHO pada Kamis (7/12) meluncurkan Global Dementia Observatory, platform berbasis web untuk melacak kemajuan dalam penyediaan layanan bagi orang dengan demensia dan orang-orang yang merawat mereka.

Selain informasi mengenai sistem pengawasan dan data beban penyakit, sarana itu juga akan memantau keberadaan rencana dan kebijakan nasional, langkah pengurangan risiko dan prasarana penyediaan perawatan dan pengobatan.

WHO juga, mendesak peningkatan penelitian mengenai demensia, bukan hanya untuk menemukan obatnya, tapi juga dalam bidang pencegahan, pengurangan risiko, diagnosis, perawatan dan pengobatan. (Antranews.com/who.int)

 

 

Editor : Melki Pangaribuan


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home