Loading...
DUNIA
Penulis: Saut Martua Amperamen 21:58 WIB | Sabtu, 19 Agustus 2017

Pendeta Terkemuka Mundur dari Tim Penasihat Rohani Trump

Pendeta A.R. Bernard Sr (Foto: EEW Magazine)

WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM - Alphonso R. Bernard Sr, seorang pendeta terkemuka di New York, mengundurkan dari dari tim penasihat rohani Donald Trump, pasca komentar presiden AS itu yang dinilai banyak kalangan menunjukkan pemihakan terhadap supremasi kulit putih pasca kerusuhan di Charlottseville, Virginia, AS, Sabtu pekan (12/08) lalu.

Bernard, pendeta dan pendiri Christian Cultural Center, sebuah megachurch di Brooklyn New York, mengumumkan pengunduran dirinya pada hari Jumat (18/08) lewat akun Twitternya. Ia mundur dari segala aktivitasnya sebagai anggota dewan penasihat Injili Trump.

Di akun Twitter-nya, Bernard menjelaskan alasan langkah yang diambilnya, dengan mengatakan, "menjadi jelas bahwa ada konflik yang semakin dalam mengenai nilai-nilai saya dan pemerintah."

Menyusul kemarahan yang meluas atas tanggapan Trump terhadap kerusuhan dan bentrokan di Charlottesville, banyak penasihat rohani Trump yang membela Trump. Namun di sisi lain, anggota Komite Seni dan Humaniora yang juga merupakan penasihat Trump, pada hari Jumat juga mengundurkan diri sebagai protes. Sebelumnya, dua CEO yang menjadi anggota Dewan Bisnis untuk Trump, juga mundur.

"Ketika dia bimbang selama minggu lalu, terutama di Charlottesville, saya sampai pada titik di mana saya harus mengambil keputusan lebih dari sekadar melangkah pergi," kata Bernard kepada Don Lemon dalam acara "CNN Tonight."

"Ketika Anda bimbang seperti itu, itu berarti bahwa tidak ada satu perangkat nilai inti yang telah Anda pakai untuk memandu pemikiran Anda, pengambilan keputusan Anda. Sebaliknya, ini menunjukkan bahwa Anda terombang-ambing di antara pendapat orang-orang di sekitar Anda. Dan saya terganggu dengan kurangnya kepemimpinan seperti itu," lanjut Bernard.

Lemon sempat menanyakan kritik terhadap Bernard, mengapa dari dulu ia tidak mundur saat terungkap adanya percakapan kotor Donald Trump tentang wanita.

Ia menjawab, "Saya menerima fakta bahwa, Anda tahu, publik Amerika dengan suara mereka berbicara dan menempatkan individu tertentu di pemerintahan dengan segala kekurangannya, dengan semua masalah karakter," kata Bernard. "Saya tidak dalam posisi untuk menilai itu, saya ada di sana (di Tim Rohani presiden, Red) untuk melihat apakah ada kesempatan untuk melakukan perubahan."

Tentang komentar Trump yang menyalahkan kekerasan di Charlottesville pada kedua sisi yang berkonflik - menyamakan supremasi kulit putih di satu sisi dengan "alt-left" di sisi lain, Bernard mengatakan bahwa dia tidak banyak berharap dari Presiden, namun mendesak rekan-rekannya sesama pemimpin keagamaan untuk berbicara.

"Saya ingin melihat lebih banyak pemimpin Injili yang berada di dewan membuat pernyataan yang kuat sebagai reaksi terhadapnya (Trump), dan itu tidak berarti mereka harus meninggalkannya (Trump)." 

Bernard menambahkan, "Tapi mereka harus muncul dan mengatakan sesuatu yang substansial."

Alphonso R. Bernard, Sr. lahir pada 10 Agustus 1953. Pada bulan November 1979, ia meninggalkan kariernya sebagai bankir di New York yang sudah ia jalani selama 10 tahun. Bersama istrinya Karen, ia menjadi sepenuhnya mengabdikan hidup pada pelayanan gereja.

Dimulai dengan sebuah gereja kecil di Williamsburg, Brooklyn, pelayanannya berkembang hingga kini telah memiliki 37.000 lebih anggota. Arena pelayanannya terletak di Brooklyn, luasnya 11,5 hektar.

Selain sebagai CEO di CCC, ia juga menjadi presiden Dewan Gereja New York, yang mewakili 1,5 juta umat Protestan, Anglikan dan Kristen Ortodoks.

Ia juga mendirikan Christian Community Relations Council (CCRC) yang berbasis di New York, yang berfungsi sebagai badan koordinasi bagi konggregasi dan organisasi masyarakat. Saat ini dia juga duduk di dewan direktur  Commission of Religious Leaders (CORL)

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home