Loading...
BUDAYA
Penulis: Moh. Jauhar al-Hakimi 02:12 WIB | Minggu, 07 Mei 2017

Pendhapa Art Space Gelar Pameran Seni Rupa "Representasi"

Pendhapa Art Space Gelar Pameran Seni Rupa "Representasi"
Pameran seni rupa "Representasi" di Pendhapa Art Space, Jalan Ring road Selatan, Tegal Krapyak RT 01 Panggungharjo, Sewon-Bantul, 6-18 Mei 2017 . (Foto-foto: Moh. Jauhar al-Hakimi)
Pendhapa Art Space Gelar Pameran Seni Rupa "Representasi"
Kurator pameran Suwarno Wisetrotomo (bertopi) menjelaskan karya kepada wakil presiden direktur PT. Sritex (baju batik) didampingi pemilik Pendhapa art space Dunadi (kaos biru).
Pendhapa Art Space Gelar Pameran Seni Rupa "Representasi"
Patung berjudul "Ibu, Pahlawan Sejati" karya Dunadi.

YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Dua puluh tujuh perupa terlibat dalam pameran seni rupa "representasi" menandai diperkenalkannya ruang pamer baru di Pendhapa Art Space, Jalan Ring road Selatan, Tegal Krapyak RT 01 Panggungharjo, Sewon-Bantul.

"Pameran kali ini memamerkan karya seni rupa realis dengan tujuh patung dan dua puluh lukisan," kata art manager pameran Bambang Herras kepada satuharapan.com, Sabtu (6/5) malam.

Herras menjelaskan selain karya perupa senior, pameran ini memberikan ruang bagi perupa muda diantaranya Ostheo Andre dengan karya patung "The Issue".

Gaya realis yang dalam karya perupa yang terlibat pameran "Representasi" banyak bertolak pada realitas yang disaksikannya semisal Rismanto dengan lukisan "#awasspoor# yang berlalu datang kembali" yang memotret moda transportasi kuno kereta api, atau lukisan Suharmanto dengan sepeda motor tahun 1970-an pada lukisan "More Older More Love"-nya.

Melalui lukisan "In God (money) We Trust", perupa Melodia mengajak pengunjung merenungkan hal berkaitan dengan uang. Realitas keseharian hidup manusia seolah dihela oleh uang yang memungkinkan banyak orang gelap mata untuk meraih segala kuasa melalui uang. Perupa Wahyu Santosa dengan patung kerbau yang sedang beranak (melahirkan) berjudul "Lahir Kembali" bisa memunculkan tafsiran bermuatan sosial-politik.

Perupa perempuan Laksmi Shitaresmi menampilkan karya patung berjudul "Tarianku, Irama Alamku" sementara  Lucia Hartini memamerkan lukisan "Dewi Sri".

Ditemui satuharapan.com sesaat sebelum pembukaan pameran, pemilik Pendhapa art space, Dunadi berharap Pendhapa art space bisa menjadi ruang alternatif yang mendukung karya-karya seniman/perupa untuk dapat bertemu dan berinteraksi dengan para penikmtanya.

"Teman-teman bilang saya ini orang seni rupa kok ndak punya panggon (tempat) pameran seni (rupa). Dengan ruang pameran yang baru ini harapan saya ada kolaborasi antara seni pertunjukan yang sudah sering diselenggarakan dan teragendakan secara rutin di Pendhapa dan saling melengkapi dengan seni lainnya," kata Dunadi.

Dengan banyaknya seniman yang ada di Yogyakarta, Dunadi melihat hal tersebut bisa menjadi potensi wisata selain wisata sejarah dan wisata alam. Selain itu Dunadi berharap orang berkunjung ke Yogyakarta tidak sekedar berwisata, namun ada aktivitas lainnya semisal melukis, membatik, belajar menari bersama sebagai bentuk pengenalan, edukasi, minimal pengalaman terhadap hal baru yang bisa dibawa pulang. Peran dan peluang itu masih cukup terbuka dan bisa dioptimalkan oleh seniman/perupa dengan membangun jejaring yang bisa menghubungkan antar seniman/perupa, penikmat seni, kolektor, serta masyarakat luas.

Pameran "Representasi" yang dibuka pada Sabtu (6/5) oleh Iwan Kurniawan Lukminto, wakil presiden direktur PT. Sritex, Solo akan berlangsung hingga 18 Mei 2017.

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home