Loading...
SAINS
Penulis: Dewasasri M Wardani 13:08 WIB | Jumat, 26 Mei 2017

Peneliti Remaja RI Raih Penghargaan di Kompetisi Ilmiah Internasional

Ilustrasi. Latifah Maratun Sholikhah dari SMA Negeri 1 Teras, Boyolali, Jawa Tengah yang merupakan salah satu dari pemenang peneliti remaja Indonesia yang meraih penghargaan di Kompetisi Ilmiah Internasional. (Foto: lipi.go.id)

TANGERANG, SATUHARAPAN.COM – Empat peneliti remaja Indonesia,  berhasil meraih penghargaan di ajang kompetisi ilmiah internasional Intel International Science and Engineering Fair (Intel ISEF) di Los Angeles, California, Amerika Serikat, pada Minggu (14/5) - Jumat (19/5). 

Peraih penghargaan utama (Grand Awards) adalah Latifah Maratun Sholikhah dari SMA Negeri 1 Teras, Boyolali, Jawa Tengah yang merupakan juara I LKIR LIPI kategori social sciences . Dia mendapatkan penghargaan sebagai 4th Place Grand Awards on Category of Social and Behavioral Sciences melalui karya penelitian “Anak-Anak yang Terabaikan: Studi Kasus Sikap Masyarakat terhadap Anak Penderita HIV/AIDS di Enam Kecamatan di Surakarta”. Selain penghargaan utama, Latifah juga memperoleh penghargaan sebagai Honorable Mentions dari American Physiological Association.

Latifah tidak menyangka penelitiannya akan meraih penghargaan.“Penelitian ini berawal dari banyaknya korban kasus HIV/AIDS di lingkungan sekitar saya, sehingga saya merasa perlu untuk membuat masyarakat umum memberikan perhatian lebih kepada mereka,” katanya saat tiba di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, PADA Senin (22/5) lalu, seperti dilansir situs lipi.go.id.

Menurutnya, penderita HIV/AIDS punya hak yang sama di masyarakat. “Saya ingin sikap masyarakat bisa berubah jadi lebih baik dan menunjukkan empati, karena anak-anak penderita HIV AIDS juga memiliki hak yang sama dengan anak-anak lainnya,” katanya. Walaupun menemui berbagai kendala, Latifah tetap tekun menyelesaikan penelitiannya. “Failure guide us to success,” katanya.

Pelajar kedua yang mendapat penghargaan adalah Azizah Dewi Suryaningsih dari SMA Negeri 1 Yogyakarta, yang merupakan juara I LKIR Bidang Ilmu Pengetahuan Kebumian dan Maritim. Ia memperoleh penghargaan Special Awards pada peringkat ketiga dari American Geosciences Institute melalui penelitiannya yang berjudul “Hutan Bambu sebagai Tanggul Alami Penahan Aliran Piroklastik di Gunung Merapi”.

Azizah mengatakan, masyarakat di sekitar Merapi percaya bambu dapat memberi peringatan sebelum erupsi. Sebelum Merapi memuntahkan isi perutnya, terjadi perubahan alam berupa peningkatan temperatur udara dan di dalam tanah sekitar Merapi yang membuat hewan-hewan turun gunung.

“Peningkatan temperatur tersebut membuat bambu pecah sehingga menimbulkan bunyi yang digunakan oleh warga lokal sebagai peringatan dini,” katanya. Azizah sendiri meneliti ketahanan bambu untuk mitigasi bencana. Dari penelitiannya, Azizah juga mendapati bahwa bambu dapat digunakan untuk mengalihkan arus awan panas yang membawa material vulkanik.

Special Awards berikutnya diraih oleh Bagus Putra dan Made Prasanta dari SMA Negeri Bali Mandara, Indonesia, yaitu Third Place dari American Meteorological Society.  Karya penelitian mereka adalah “Smart Digital Psychrometer untuk Meramal Cuaca Lokal”. Mereka merupakan pemenang Medali Emas OPSI Tahun 2016 yang diselenggarakan oleh Kemendikbud RI.

Para pelajar Indonesia ini berkompetisi bersama 1.800 pelajar dari 75 negara dalam ajang yang memperebutkan total hadiah lebih dari 4 juta dolar Amerika Serikat atau Rp 53 juta .

Tahun ini, LIPI mengirimkan 5 karya penelitian, yang melibatkan tujuh pelajar SMA sebagai finalis Intel ISEF, dua pelajar SMA sebagai pengamat (observer), dan satu siswa SMP yang juga merupakan perwakilan Indonesia di ajang Intel International Broadcom Master, yakni ajang pengenalan sains bagi remaja di bawah usia 15 tahun. Sementara itu, Kemendikbud mengirim lima pelajar dengan tiga karya penelitian.

Kepala Biro Kerja Sama, Hukum dan Humas LIPI, Nur Tri Aries S yang turut mendampingi para pelajar mengatakan, keikutsertaan Indonesia di ajang Intel ISEF adalah bentuk kerjasama yang erat antara pemerintah, pihak swasta, maupun pihak terkait dalam mendidik remaja Indonesia dengan memberikan mereka wawasan dan pengalaman internasional. “Kami berharap ajang ini dapat meningkatkan kecintaan generasi muda terhadap dunia penelitian,” katanya.

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home