Loading...
RELIGI
Penulis: Sabar Subekti 20:29 WIB | Rabu, 13 November 2019

Penelitian: Kristen Paling Didiskriminasi di Nowegia

Foto ilustrasi (Ist)

OSLO, SATUHARAPAN.COM-Identitas kekristenan sering dipandang sebagai halangan bagi pencari kerja. Orang Kristen mengalami diskriminasi hampir sebanyak orang Muslim jika mereka terbuka tentang iman mereka ketika melamar pekerjaan, kata sebuah studi di Norwegia.

Kadang-kadang orang sampai meminta artikel yang menyebutkan afiliasi keagamaan mereka untuk dihapus. Seperti yang dikatakan oleh seorang peneliti, menjadi seorang Kristen yang aktif hampir sama buruknya bagi karier mereka dengan memiliki nama yang terdengar seperti orang Pakistan.

“Ini mengejutkan kami bahwa latar belakang kekristenan ternyata negatif dalam aplikasi pekerjaan,” kata Edvard Nergard Larsen, seorang peneliti di Departemen Sosiologi dan Geografi Sosial di Universitas Oslo kepada berita Vart Land yang dikutip Sputnik.

Bersama dengan rekan-rekannya, peneliti ini telah mengirim lebih dari 18.000 lamaran pekerjaan fiktif ke perusahaan-perusahaan di Norwegia, Belanda, Inggris, Jerman, dan Spanyol. Hampir 3.000 dari mereka ditujukan kepada majikan Norwegia.

Dalam CV, semua "pelamar" menyatakan bahwa mereka telah bekerja untuk organisasi pemuda yang tidak disebutkan namanya. Sementara nama "Kristian" dan "Silje" konon terkait organisasi Kristen. Sedangkan "Tariq" dan "Yasmeen" adalah bagian dari organisasi Muslim.

Aktivis Kristen

Temuan utama dalam bagian Norwegia dari survei itu adalah bahwa pelamar dengan nama Norwegia biasanya lebih disukai daripada pelamar dengan nama asing. Agama juga ternyata menjadi faktor penting. Jika terbuka tentang agama mereka, Kristian dan Silje yang terdengar seperti orang Norwegia ternyata hanya mendapatkan 20 persen peluang dipanggil untuk wawancara, yang sepenuhnya sebanding dengan peluang 10 persen yang dimiliki Muslim.

“Hampir sama buruknya untuk aktif dalam organisasi Kristen dan memiliki nama yang terdengar seperti Pakistan,” kata Larsen.

Lebih jauh lagi, dari lima negara di mana survei dilakukan, Norwegia adalah satu-satunya negara di mana orang Kristen didiskriminasi. “Ada kemungkinan bahwa pengusaha Norwegia menganggap tidak pantas untuk menyebutkan kegiatan keagamaan dalam konteks pekerjaan secara lebih umum,” saran Larsen.

Penjelasan lain yang mungkin adalah prasangka dari pemberi kerja terhadap kelompok ini, pikirnya. “Aktif dalam organisasi Kristen dapat memberi asosiasi pada pengusaha dengan sikap konservatif secara lebih umum,” katanya.

Anehnya, bagi etnik minoritas, keadaannya adalah sebaliknya, karena keterlibatan orang Kristen ternyata memiliki efek positif bagi mereka. "Aktif dalam organisasi Kristen mengurangi diskriminasi yang mereka hadapi," kata Larsen.

Karl Jahr, pemimpin redaksi surat kabar Kristen, Korsets seier, mengakui bahwa ia sering menerima pertanyaan dari orang-orang untuk menghapus artikel yang menyebutkan iman Kristen mereka, yang sering dianggap sebagai halangan ketika mencari pekerjaan.

Norwegia adalah negara yang mayoritas penduduknya beragama Kristen, dengan sekitar 70 persen penduduknya adalah anggota Gereja Lutheran Injili Norwegia. Gereja Katolik adalah denominasi Kristen terbesar berikutnya dengan warga sekitar tiga persen dari populasi.    

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home