Loading...
FOTO
Penulis: Reporter Satuharapan 20:19 WIB | Kamis, 13 April 2017

Pengembangan Pariwisata Perlu Dukungan Kepala Daerah

Pengembangan Pariwisata Perlu Dukungan Kepala Daerah
Seorang umat Hindu melakukan salah satu prosesi dalam upacara Hari Raya Galungan di situs Candi Ngempon, Bergas, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Rabu (5/4). Upacara Hari Raya Galungan dilakukan umat Hindu setempat sebagai perayaan hari kemenangan kebenaran (dharma) atas kejahatan (adharma) sekaligus untuk menyucikan candi tersebut. (Foto-foto: Antara)
Pengembangan Pariwisata Perlu Dukungan Kepala Daerah
Wisatawan mancanegara menyaksikan rumah Bolon (rumah adat suku Batak) di kampung wisata Siallagan, Ambarita, pulau Samosir, Sumatera Utara, Selasa (4/4). Di kampung tersebut wisatawan bisa menyaksikan adat budaya, peninggalan sejarah, dan pentas seni tradisional Batak.
Pengembangan Pariwisata Perlu Dukungan Kepala Daerah
Seorang warga mengabadikan ornamen lukisan hewan dan manusia purba di dinding Goa Liang Kabori, di Desa Liang Kabori, Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara, Kamis (6/4). Di Desa Liang Kabori terdapat sembilan goa yang di dalamnya terdapat ornamen lukisan purba yang ditemukan pada tahun 1977, dan saat ini lokasi tersebut menjadi situs purbakala yang dilindungi dan dilestarikan oleh pemerintah serta menjadi tempat pariwisata dan penelitian kepurbakalaan.
Pengembangan Pariwisata Perlu Dukungan Kepala Daerah
Pengunjung menyaksikan salah satu bangunan Stupa rusak dalam komplek situs sejarah Benteng Indra Patra, di Desa Ladong, Kecamatan Krueng Raya, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Sabtu (1/4). Benteng Indra Patra dibangun oleh Kerajaan Lamuri, yakni kerajaan Hindu pertama di Aceh abad VII Masehi atau sebelum kedatangan Islam di Aceh itu, kondisinya memprihatinkan karena sebagian bangunan situs tersebut rusak akibat kurang perawatan.
Pengembangan Pariwisata Perlu Dukungan Kepala Daerah
Peserta kirab mengikuti karnaval budaya memperingati HUT ke-111 Kota Pekalongan, di Pekalongan, Jawa Tengah, Sabtu (1/4). Karnaval budaya mengangkat tema "Brayan Kerja Mengolah Kreatifitas Budaya Mendorong Bangkitnya Ekonomi Terciptanya Kesejahteraan Bersama."
Pengembangan Pariwisata Perlu Dukungan Kepala Daerah
Warga melintasi Candi Pendem di Dukun, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (1/4). Candi yang berada di lokasi tersembunyi dan berada di tengah area persawahan tersebut diperkirakan dibangun pada abad ke-IX atau masa pemerintahan raja Mataram Kuno, Rakai Kayuwangi Dyah Lokapala.
Pengembangan Pariwisata Perlu Dukungan Kepala Daerah
Warga memancing di kawasan wisata Pantai Glagah, Temon, Kulonprogo, Yogyakarta, Kamis (13/4). Sebagai upaya meningkatkan kunjungan wisata dengan target 15 juta wisatawan mancanegara pada 2017 ini, pemerintah mendorong penerapan teknologi untuk menambah celah atau "slot" penerbangan.

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Ketua Tim Percepatan Wisata Sejarah dan Religi Kementerian Pariwisata Tetty Ariyanto mengatakan pengembangan daerah wisata perlu dukungan semua pihak termasuk kepala daerah setempat.

"Jika pemimpin daerah tersebut punya komitmen yang kuat untuk pengembangan daerah wisata maka perkembangannya akan bisa semakin maju," katanya usai seminar dengan tema `Dinamika Pariwisata Internasional dan Peran Masyarakat` di Fakultas Pariwisata Universitas Pancasila Jakarta, Selasa (11/4).

Tetty yang juga menjabat sebagai Business Director Inspire Travel and Tourism Learning Centre mengatakan tempat-tempat wisata yang bagus juga perlu promosi yang kuat sehingga lebih dikenal dan banyak wisatawan yang akan mengunjunginya.

"Branding untuk desa ataupun kota sangat baik bagi kemajuan daerah wisata tersebut," katanya.

Selain komitmen yang kuat dari pemimpin daerah perlu juga peran serta perguruan tinggi untuk turut serta memajukan wisata daerah tertentu.

"Peran perguruan tinggi sangat efektif untuk memajukan daerah wisata di tanah air," katanya.

Ia mengatakan daerah tujuan wisata yang paling banyak diminati yaitu budaya yang mencapai 60 persen, alam (35 persen) dan buatan manusia (5 persen).

Untuk itu perlu didorong wisatawa berkunjung ke berbagai daerah yang mempunyai budaya dan alam yang menarik.

Sedangkan Dekan Fakultas Pariwisata Universitas Pancasila Devi Roza Kausar mengatakan sudah dua tahun yang lalu mahasiswa Fakultas Pariwisata Universitas Pancasila melakukan studi lapangan untuk mengetahui secara langsung potensi-potensi wisata yang ada di berbagai daerah.

"Kita studi banding bukan lagi menginap di hotel yang bagus tetapi langsung terjun ke masyarakat," katanya.

Jadi, lanjut Devi, mahaiswa dapat mengetahui apa yang didapat bangku kuliah dengan kenyataan yang ada dilapangan, sehingga bisa membantu daerah wisata tersebut bisa lebih baik lagi," ujarnya.

Sementara itu Puspita Ayu, alumnus S2 Universitas Paris Sorbonne, yang menyajikan strategi Eropa dalam pariwisata internasional mengatakan untuk menguatkan daya saing wisata maka perlu penguatan peran serta pemerintah dan juga masyarakat.

"Kita bisa mengembangkan wisata untuk wilayah teritorial tertentu, sehingga lebih fokus," katanya.

World Economic Forum merilis The Travel and Tourism Competitiveness Indeks dan menempatkan Indonesia pada tahun 2017 masuk 50 besar dunia. Dengan peringkat daya saing di 50 besar diharapkan Indonesia meningkatkan kunjungan wisatawan asing dan meningkatkan devisa dari sektor pariwisata. (Ant)

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home