Loading...
RELIGI
Penulis: Reporter Satuharapan 19:18 WIB | Jumat, 17 April 2015

Penghormatan Dewan Gereja Dunia Kepada Philip Potter

Pendeta Dr. Philip Potter

LÜBECK, SATUHARAPAN.COM – Pada upacara pemakaman Pdt. Dr. Philip Potter pada 16 April, di Lübeck, Jerman, Sekretaris Umum Dewan Gereja Dunia (World Council of Churches/WCC), Pdt. Dr. Olav Fyske Tveit, menggambarkan kehidupan Potter sebagai peziarah keadilan dan perdamaian yang melaju dengan keyakinan, harapan, dan cinta.

Potter adalah Sekum Ketiga WCC yang bertugas pada 1972—1984. Ia meninggal dunia pada 31 Maret 2015 dalam usia 93 tahun. Potter dikenal di dunia karena kepemimpinan dan kontribusinya dalam gerakan ekumene, kesatuan gereja-gereja, dan pelopor keadilan dan perdamaian.

“Dalam hidupnya, ia selalu mengarah pada masa depan. Ia akrab dengan orang-orang yang membutuhkan. Kepemimpinannya pun mengarah dekat kepada Kristus. Ia tidak bekerja sendiri, melainkan bersama dengan gereja-gereja dan WCC,” kata Tveit dalam pidatonya di pemakaman Potter.

Bagi Tveit, Potter merupakan peziarah yang sepenuh hati, menantang, sekaligus menghibur. Namun ia tetap bisa bekerja sama dan memenuhi panggilan. “Inilah yang terus dilakukan Philip Potter, bagi saya, dan banyak orang yang mengikuti jejaknya.”

 “Ziarah keadilan dan perdamaian” merupakan tema panggilan yang dikeluarkan oleh 10 Majelis WCC pada 2013. Inilah visi program kegiatan WCC.

Tveit mengatakan bahwa panggilan tersebut bergema sebagai warisan Potter. “Kami melanjutkan dan mengembangkan visi ini sebagai gerakan ekumenis dan gerakan iman untuk mengubah realitas gereja-gereja dan dunia melalui gerakan transformasi keadilan dan perdamaian,” ujarnya.

Ia juga menyampaikan penghargaan kepada Potter dari Patriark Ekumenikal Bartolomeus I dari Konstaninopel.

Dr. Agnes Abuom, moderator Komite Sentral WCC turut memberikan penghormatan khusus untuk Potter. “Bagi kami, Potter ialah simbol gerakan ekumenis,” kata Abuom.

“Dengan menapaki jejak-jejak gerakan ekumenis Potter, kita dapat menemukan kekayaan dan kedalaman spiritualitas serta kearifan beliau,” lanjutnya.

“Hari ini kita dihadapkan pada peristiwa sejarah baru dan janji-jani gerakan ekumenis. Hal tersebut akan menjadi lebih sulit dikerjakan bila generasi baru tidak melukiskan kekayaan pengetahuan dan warisan Philip Potter dalam program-programnya,” Abuom menjelaskan.

“Selama masa kepemimpinannya di WCC, ia memperoleh sumber kekuatan dari peziarah gereja dari tempat penangkaran. Ia berbicara dan berdiri melawan kelompok militan rezim tirani rasis,” ujarnya. Dalam pidato ziarah Philip, Abuom menambahkan, Philip tidak hanya menjelaskan asal-usulnya dari Karibia dan pengalaman kehidupan lintas budaya melalui pernikahannya, tetapi juga perjuangan dalam kesunyian yang diwujudkan melalui Yesus Kristus.

Ini merupakan penyerahan diri dan pelayanan kepada gereja dan gerakan ekumenis sebagai pusat misi dan panggilan di dunia ini.

Pada upacara pemakaman tersebut, Uskup Agung Emeritus Desmond Tutu berkhotbah, sementara penyampaian penghargaan juga disampaikan oleh Pdt Dr Konrad Raiser, mantan Sekjen WCC, dan Pdt Dr Ofelia Ortega Suárez, mantan presiden WCC untuk Amerika Latin dan Karibia, beserta para pemimpin gereja lainnya.

WCC akan mengadakan upacara peringatan khusus bagi Philip Potter pada 18 Mei pukul 17.00 di Pusat Ekumenis di Jenewa, Swiss. (oikoumene.org/pgi.or.id)

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home