Loading...
SAINS
Penulis: Melki Pangaribuan 20:59 WIB | Selasa, 22 September 2020

Pentingnya Tidur Bagi Kesehatan Otak

Seorang bocah kecil tertidur ketika menunggu kedatangan Paus Fransiskus di Gereja Paroki Santo Petrus, Nakhon Pathom, Thailand, 22 November 2019. (Foto: REUTERS)

LOS ANGELES, SATUHARAPAN.COM - Para ilmuwan memberikan pemahaman yang lebih lengkap tentang peran penting tidur dalam kesehatan otak manusia.

Mereka mengidentifikasi adanya transisi mendadak terkait fungsi tidur yang terjadi pada seseorang seiring bertambahnya usia.

Ketika manusia berusia 2,4 tahun, tidur tidak lagi berfungsi sebagai pembentukan otak, melainkan beralih ke pemeliharaan dan perbaikan.

Kantor berita Reuters mengutip para peneliti, Jumat (18/9), melaporkan mereka melakukan analisis statistik pada data dari lebih dari 60 studi tentang tidur.

Mereka melihat waktu tidur, durasi tidur, gerakan mata cepat, ukuran otak dan ukuran tubuh. Kemudian peneliti tersebut merancang model matematis untuk melihat bagaimana tidur berubah selama perkembangan.

Menurut para ilmuwan, pada dasarnya ada dua jenis tidur, masing-masing terkait dengan gelombang otak dan aktivitas saraf tertentu.

Tidur dengan mata bergerak cepat dan acak di belakang kelopak mata tertutup (Rapid Eye Movement/REM), adalah tidur nyenyak dengan mimpi yang terasa nyata.

Tidur tanpa gerakan mata (non-REM) sebagian besar ditengarai sebagai tidur tanpa mimpi.

Selama tidur REM, otak membentuk koneksi saraf baru dengan membangun dan memperkuat sinapsis yang memungkinkan mereka untuk berkomunikasi, memperkuat pembelajaran, dan mengkonsolidasikan ingatan. Sinapsis adalah persimpangan antara sel saraf, atau neuron.

Pada usia 2,4 tahun, temuan tersebut menunjukkan, fungsi utama tidur berubah dari membangun dan memutus koneksi selama tidur menjadi perbaikan saraf selama tidur.

"Sangat mengejutkan kami bahwa transisi ini seperti sebuah tombol dan sangat tajam," kata Van Savage, Profesor Ekologi dan Biologi Evolusioner UCLA dan Kedokteran Komputasi yang merupakan penulis senior penelitian yang diterbitkan dalam jurnal "Science Advances."

Tidur REM berkurang seiring bertambahnya usia. Bayi baru lahir, yang dapat tidur sekitar 16 jam setiap hari, menghabiskan sekitar 50 persen tidur REM. Namun, ada penurunan yang nyata saat menginjak 2,4 tahun, sekitar 25 persen pada usia 10 dan sekitar 10-15 persen sekitar usia 50.

“Tidur diperlukan bagi hewan, seperti halnya makan dan bernapas,” kata Van Savage. “Saya akan mengatakan itu adalah pilar kesehatan manusia,” tambahnya. (VOA)

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home