Loading...
HAM
Penulis: Sabar Subekti 15:59 WIB | Kamis, 12 Januari 2017

Perang Yaman: 1.400 Anak Tewas, 2.000 Sekolah Hancur

Fahd, anak berusia10 tahun berjalan melewati bangunan yang rusak akibat konflik bersenjata di Yaman. Keluarganya kehilangan rumah mereka dan semua barang-barang mereka. (Foto: dari UNICEF)

YAMAN, SATUHARAPAN.COM-Sekitar 1.400 anak-anak  tewas, ratusan lainnya luka-luka akibat perang di Yaman, menurut laporan badan PBB untuk anak-anak. Sementara itu, banyak sekolah di sana ditutup.

"Serangan terhadap wilayah penduduk sipil terus terjadi, membunuh dan melukai puluhan anak-anak di Yaman," kata perwakilan UNICEF di Yaman, Meritxell Relano, hari Rabu (11/1).

"Jangankan belajar, anak-anak justru menghadapi kematian, perang dan kehancuran," katanya seperti dikutip AFP. Dia juga memperingatkan bahwa jumlah korban yang sebenarnya mungkin jauh lebih banyak daripada angka yang diverifikasi.

Lebih dari 7.300 orang tewas dalam perang di Yaman sejak koalisi yang dipimpin Arab Saudi campur tangan mendukung pemerintah dalam melawan pemberontak Syiah Houthi  yang didukung Iran sejak Maret 2015.

Relano meminta semua pihak dalam konflik di Yaman untuk melindungi anak-anak dan menghentikan serangan pada sekolah.

Permintaan itu menyusul serangan udara koalisi Saudi di dekat sebuah sekolah yang dikuasai pemberontak Yaman pada hari Selasa (10/1). Petugas medis dan seorang pejabat setempat mengatakan serangan itu menewaskan lima orang, termasuk dua anak.

UNICEF mengatakan bahwa mereka telah mengkonfirmasi kematian satu anak dalam serangan. "Sekolah harus menjadi zona damai setiap saat, tempat perlindungan di mana anak-anak dapat belajar, tumbuh, bermain dan aman," kata Relano. "Anak-anak seharusnya tidak pernah mempertaruhkan nyawa mereka hanya untuk bersekolah."

Dia mengatakan bahwa hampir 2.000 sekolah di Yaman tidak bisa digunakan lagi, karena telah rusak, hancur atau digunakan sebagai tempat untuk kepentingan militer.

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home