Loading...
RELIGI
Penulis: Sotyati 12:37 WIB | Rabu, 20 Juni 2018

Perayaan 70 Tahun WCC, Wakil Korut dan Korsel Bernyanyi Bersama

Ilustrasi. Lembaran informasi menandai peringatan 70 tahun Dewan Gereja Dunia (WCC). (Sumber: WCC)

SATUHARAPAN.COM – Menyimbolkan persatuan yang kuat, umat Kristen dari Korea Utara dan Korea Selatan bernyanyi bersama pada Senin (18/6), dalam perayaan ulang tahun ke-70 Dewan Gereja Dunia (WCC). Dengan saling bertaut lengan, mereka menyanyikan lagu rakyat berumur 600 tahun, Arirang, yang merupakan lagu kebangsaan resmi Korea - Korea bersatu – hingga perang saudara membagi negara itu menjadi dua pada tahun 1950-an.

“Hari ini adalah hari penuh suka cita. Kami mempresentasikan program ini sebagai satu Korea,” kata Presiden WCC wilayah Asia, Pdt Dr Sang Chang, kepada lebih dari 350 anggota Komite Sentral dan tamu, yang berkumpul untuk perayaan tersebut, “Terima kasih karena telah berdoa bersama untuk perdamaian.”

Kata-kata dari lagu rakyat yang paling populer di Semenanjung Korea itu berbunyi, “Sama seperti ada banyak bintang di langit yang cerah, ada banyak mimpi di dalam hati kita.”

Lima belas anggota Komite Sentral WCC, penasihat, dan tamu, di antaranya menyanyikan lagu Nearer My God to Thee dengan iringan permainan piano Pdt Myong Chol Kang. Pdt Kang adalah Ketua Federasi Kristen Korea di Republik Demokratik Rakyat Korea (DPRK), atau Korea Utara. Lagu Arirang dinyanyikan dengan iringan alat musik tabuh tradisional Korea yang dimainkan Kum Gyong Ri dari Korea Utara dan iringan piano Hanbeet Rhee dari Korea Selatan.

WCC aktif dalam mempromosikan dialog dan perdamaian antara DPRK (Korea Utara) dan Republik Korea (Korea Selatan). Delegasi dari kedua Korea menghadiri pertemuan Komite Sentral WCC yang berlangsung di Jenewa, Swiss itu.

Tema persatuan berlangsung sepanjang perayaan hari jadi yang dimulai dengan layanan ekumenis di Katedral Saint Pierre yang bersejarah di kota itu. Khotbah disampaikan oleh pemimpin Gereja Ortodoks Patriark Ekumenis Bartholomew. Ia memaparkan sejarah hubungan yang berkembang di antara gereja Ortodoks dan Protestan di dalam WCC.

Katedral, rumah bagi jemaat Gereja Protestan Jenewa, dipenuhi anggota gereja lokal dan perwakilan gereja anggota WCC. Selama kebaktian, doa, pembacaan Alkitab, dan puji-pujian, disajikan dalam beberapa bahasa dari persekutuan WCC termasuk Prancis, Jerman, Arab, Cina, dan Malagasi.

Pada perayaan di Bossey, seusai kebaktian, tampil mengucapkan selamat Ketua Pentecostal World Fellowship, Dr Prince Guneratnam, dan juga Dr Philip Lee, Sekretaris Jenderal Asosiasi Dunia untuk Komunikasi Kristen. Presiden regional WCC memimpin berbagai presentasi perayaan dari daerah masing-masing. Puji-pujian, tari-tarian, gelak-tawa, dan ungkapan syukur menandai perayaan oleh persekutuan global.

Pengurus muda, yang mendukung rapat Komite Pusat, selain menyajikan pujian, juga menyampaikan pesan yang mengingatkan anggota komite yang lebih tua bahwa pemuda adalah “WCC hari ini dan esok”. Tak lupa mereka memberi masukan agar kaum muda mendapatkan kesempatan untuk memainkan peran yang lebih besar dalam organisasi.

Pemotongan kue ulang tahun oleh petugas Komite Pusat WCC menandai berakhirnya hari perayaan. Sekretaris Jenderal WCC Pdt Dr Olav Fykse Tveit mengatakan, “Kita berbagi kue saat berbagi kehidupan kita bersama. Kue hijau adalah simbol masa depan hijau sebagai peziarah keadilan dan perdamaian. Mari kita terus berdoa bersama.” (oikoumene.org)

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home