Loading...
SAINS
Penulis: Diah Anggraeni Retnaningrum 06:07 WIB | Jumat, 18 April 2014

Perempuan Buta Huruf di Indonesia Masih Tinggi

Budhis Utami menyatakan bahwa saat ini tingkat angka buta huruf terhadap perempuan masih tinggi. (Foto: Diah A.R)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Budhis Utami mewakili Institut Lingkaran Pendidikan Alternatif Perempuan menyatakan bahwa di masa modern saat ini angka perempuan yang buta huruf di Indonesia masih tinggi.

“Hal ini disebabkan oleh privatisasi pendidikan,” kata dia dalam Konferensi Pers di kantor Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK), Kamis (17/4). “Selain kesehatan, privatisasi juga meluas ke area pendidikan. Hal inilah yang membuat sekolah menjadi mahal dan akibatnya sekolah hanya dinikmati oleh orang-orang kota atau yang memiliki biaya hingga ke jenjang yang lebih tinggi.”

Menurutnya, hal itu berdampak pada tingginya angka buta huruf khususnya pada perempuan. Dari dampak tersebut bisa diperkirakan bahwa perempuan yang buta huruf hanya akan bekerja pada sektor informal yang tanpa memiliki perlindungan hukum, rawan kekerasan seksual, upah rendah dan tidak tersentuh oleh jaminan perlindungan sosial sebagai pekerja.

Terkait dengan pergantian kepemerintahan tahun  2014 ini, Budhis juga mendorong pemerintah yang baru untuk melakukan perubahan mendasar yaitu kembali pada pelayanan berbasis hak dengan cara mencabut produk-produk kebijakan hukum yang mengarah pada privatisasi pelayanan publik.

Kepada satuharapan.com, dia mengungkapkan bahwa pada dasarnya pemerintah bisa mengimbangi sekolah-sekolah swasta yang saat ini sedang banyak berkembang di Indonesia asal dana untuk pendidikan tidak dikorupsi sehingga dapat menjangkau orang-orang yang tidak mampu dengan membangun sekolah-sekolah yang bermutu.

 

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home