Loading...
SAINS
Penulis: Dewasasri M Wardani 10:24 WIB | Senin, 24 Oktober 2016

Perfitri: Tingkat Keberhasilan Bayi Tabung 50 Persen

Ilustrasi : In Vitro Fertilization (IVF). atau program bayi tabun, adalah program reproduksi buatan dimana sperma dan sel telur disatukan di laboratorium, bukan di dalam rahim wanita. (Foto: americanpregnancy.org)

YOGYAKARTA, SATU HARAPAN.COM - Sekretaris Jenderal Perhimpunan Fertilitas In Vitro Indonesia dr Ivan Rizal Sini mengatakan, tingkat keberhasilan program bayi tabung rata-rata mencapai 50 persen untuk ibu usia produktif 20-30 tahun.

"Tingkat keberhasilannya rata-rata 50 persen untuk usia produktif dan persentase itu akan menurun jika usia ibu mencapai 30 tahun ke atas," kata Ivan Rizal dalam jumpa pers di Yogyakarta, Minggu (23/10).

Menurut Ivan, dengan tingkat keberhasilan program bayi tabung tersebut seharusnya dapat menjadi solusi bagi pasangan di Indonesia yang sulit memperoleh keturunan karena persoalan kualitas kesuburan. Tingkat proporsi kegagalan kehamilan, kata dia, 43 persen bisa disebabkan kualitas sperma laki-laki atau 43 persen sel telur perempuan yang rendah.

Program bayi tabung, menurut dia, layak dipertimbangkan mengingat tingkat gangguan kesuburan (infertilitas) pasangan cukup tinggi, dengan persentase mencapai 10 persen dari 15-20 juta pasangan usia subur di Indonesia.

"Di luar negeri masalah infertilitas sebagian besar didominasi persoalan usia, karena banyak mereka baru berpikir memiliki anak saat usia telah menginjak 39 tahun ke atas. Sedangkan di Indonesia cukup kompleks seiring perubahan perilaku masyarakat," kata dia.

Ivan mengakui, hingga saat ini masih banyak masyarkat yang menganggap tabu dan takut gagal dengan program bayi tabung. Hal itu, menurut dia, antara lain disebabkan masih rendahnya tingkat pengetahuan masyarakat mengenai program tersebut. "Takut kalau gagal bagaimana atau masih takut dengan kualitas hidup bayi kelak," kata dia.

Mengenai kekhawatiran masyarakat tersebut, Ivan menjelaskan bahwa kualitas kesehatan, kecerdasan, atau intelektualitas bayi tidak berbeda dengan bayi dari kehamilan normal, sebab dalam program itu dokter spesialis fertilitas tidak melakukan intervensi apa-apa terhadap embrio.

"Soal kesehatan, intelektualitas atau potensi kecacatan bayi semua sama dengan yang dilahirkan secara natural," kata dia.

Oleh sebab itu, jika pasangan yang mengalami persoalan kesuburan ingin mengikuti program bayi tabung, menurut dia, sebaiknya tidak menunda terlalu lama untuk berkonsultasi ke klinik penyedia program bayi tabung untuk mendapatkan tingkat keberhasilan yang tinggi dalam program itu. "Sebab semakin tua usia pasangan maka semakin menurun tingkat keberhasilannya," kata Ivan.

Dalam kesempatan yang sama, koordinator Morula Information Center, Ellen Pranata, mengatakan Morula In Vitro Fertilization (IVF) Jakarta, sebagai salah satu klinik penyedia program bayi tabung di Indonesia terus menambah jumlah pusat informasi di berbagai kota.

Ia mencontohkan, seperti di Sagan, Yogyakarta baru saja diresmikan "Morula Info Jogja" sebagai wahana berkonsultasi masyarakat mengenai berbagai hal dan prosedur mengikuti program teknologi reproduksi berbantu (assisted reproductive technology/ART) termasuk bayi tabung. "Pusat informasi yang kami sediakan ingin membantu masyarakat di daerah memperoleh informasi awal jika berencana mengikuti program ART," kata dia. (Ant)

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home