Loading...
EKONOMI
Penulis: Reporter Satuharapan 13:21 WIB | Jumat, 05 Januari 2018

Permintaan Listrik Naik di NTT, Industri Terus Bertumbuh

Sebuah perahu melintas di samping Kapal Listrik asal Turki "Marine Vessel Power Plant" di PLTU Bolok Kupang, NTT, Rabu (28/12/2016). Kapal listrik berkapasitas 120 Megawatt tersebut telah resmi beroperasi dengan daya 36 MW dan akan dilakukan peningkatan secara bertahap sampai dengan 60 MW sesuai kontrak antara PT. PLN dengan pihak kapal. (Foto: Antara/Kornelis Kaha)

KUPANG, SATUHARAPAN.COM - General Manager PT PLN (Persero) Wilayah Nusa Tenggara Timur Christyono mengatakan sektor industri di daerah ini terus bertumbuh yang terlihat dari tingginya permintaan pemasangan listrik untuk sektor tersebut.

"Sudah ada sekitar 17 pelanggan industri yang sudah meminta PLN untuk melakukan pemasangan sambungan listrik dengan total daya mencapai 133 MW untuk memenuhi kebutuhan usahanya," kata Christyono kepada Antara di Kupang, hari Jumat (5/1).

Menurut dia, tingginya permintaan itu menunjukkan bahwa perkembangan sektor infustri di provinsi itu terus bertumbuh seiring dengan ketersediaan listrik yang secara bertahap memadai.

Untuk itu, katanya, dalam rencana penyediaan tenaga listrik, pihaknya terus menggenjot pembangunan pembangkit baru di sejumlah pulau besar seperti Pulau Timor, Pulau Flores, dan Pulau Sumba untuk mengantisipasi pertumbuhan permintaan masyarakat maupun sektor industri.

Ia menyebut, seperti pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) berkapasitas 40 megawatt (MW) di Panaf, Kabupaten Kupang.

Menurut Christyono, pembangunan pembangkit itu akan memperkuat kapasitas daya terpasang di masa mendatang dengan perkiraan pada 2020 sebesar 275 MW untuk sistem Timor.

Dengan asumsi pertumbuhan delapan persen per tahun, maka beban puncak listrik untuk Sistem Timor dipredisikan mencapai 149 MW pada 2020 sehingga masih terdapat kelebihan daya sesuai asumsi daya terpasang pada tahun bersangkutan.

"Sebenaranya ini menjadi tantangan kita, ketika pertumbuhan tidak mencapai maka surplus daya di Pulau Timor akan besar, untuk itulah pertumbuhan industri meski terus didorong agar daya yang dimiliki tidak mubazir," katanya.

Christyono menejelaskan, sementara untuk Pulau Flores, saat ini sementara dibangun sebanyak dua PLTMG yakni di Labuan Bajo berkapasitas 20 MW, dan Maumere 40 MW untuk mengantisipasi pertumbuhan permintaan yang diperkirakan mencapai 11 persen di daerah itu.

"Di Pulau Flores memang cadangan daya kami buat lebih untuk mengantisipasi pertumbuhan yang diperkirakan lebih tinggi dari Pulau Timor melihat dari potensi yang ada di Flores," katanya.

Ketiga pembangkit yang menyebar di Flores dan Timor ini ditargetkan akan beroperasi pada pertengahan sampai semester kedua tahun 2018.

Sementara itu, lanjutnya, di Pulau Sumba yang memiliki karakteristik tersendiri dengan penyebaran penduduk yang tinggi, namun kerapatan penduduk per kilometer perseginya sangat rendah, maka dibangun transmisi utama yang menghubungkan Waingapu, Sumba Timur hingga Tambolaka, Sumba Barat Daya.

"Beberapa pembangkit yang akan dibangun sekitar 30 MW dan pertama akan dibangun 10 MW dan dilanjutkan pada 2019," katanya.

Ia menambahkan, semua pembangunan pembangkit baru tersebut untuk menyiapkan kecukupan daya untuk merangsang pertumbuhan industri di provinsi berbasiskan kepulauan itu. 

 

 

Editor : Melki Pangaribuan


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home