Loading...
EKONOMI
Penulis: Eben Ezer Siadari 20:20 WIB | Senin, 17 November 2014

Pertamina: Harga Keekonomian BBM Rp 8.600 Per Liter

Sejumlah warga yang berprofesi sebagai petani membawa jeriken ketika antre untuk membeli BBM bersubsi jenis solar di SPBU Kota Kediri, Jawa Timur, Jumat (29/8). Walaupun PT. Pertamina (Persero) telah menormalisasi pasokan BBM bersubsidi, namun antrean pembeli BBM bersubsidi masih terlihat akibat habisnya stok BBM di sejumlah SPBU. (Foto: Antara)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - PT Pertamina (Persero) mengungkapkan, harga keekonomian bahan bakar minyak mesti dilihat secara rata-rata dalam kurun setahun, dan bukan hanya sekarang ini.

"Harus dilihat juga realisasi dari Januari 2014, dan jangan hari ini saja. Jadi, harga rata-rata," ujar Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Hanung Budya di Jakarta, Senin.

Menurut dia, harga keekonomian minyak mentah rata-rata sejak Januari 2014 masih di atas 100 dolar AS per barel.

Saat ini, harga minyak mentah dunia anjlok hingga di bawah 80 dolar per barel.

Sementara, harga patokan minyak mentah Indonesia (Indonesia crude price/ICP) periode Januari-Oktober 2014 tercatat 102,32 dolar per barel.

Secara berurutan, ICP Januari 2014 adalah 105,8 dolar per barel, Februari 106,08 dolar, Maret 106,9 dolar, April 106,44 dolar, Mei 106,2 dolar, dan Juni 108,95 dolar.

Sebelum terus turun mulai Juli 104,63 dolar, Agustus 99,51 dolar, September 94.97 dolar, dan Oktober 83,72 dolar per barel.

Wakil Presiden Komunikasi Pertamina Ali Mundakir menambahkan, pada harga minyak 80 dolar AS per barel, maka harga produk BBM jenis premium di pasar internasional 90 dolar per barel.

"Dengan kurs Rp12.000 per dolar, maka harga keekonomian premium adalah Rp8.600 per liter," ucapnya.

Sementara, pada harga minyak 100 dolar per barel, harga produk 110 dolar per barel, dan kurs Rp12.000 per dolar, maka harga keekonomian premium sekitar Rp10.000 per liter.

Ali mengatakan, penurunan harga minyak mentah saat ini merupakan anomali, sehingga mesti diwaspadai dengan hati-hati.

"Kalau faktor "supply and demand", maka mestinya penurunan tidak sedrastis sekarang ini. Jadi, harus tetap waspada," tukasnya.

Pemerintah masih mengkalkulasi besaran kenaikan harga BBM menyusul penurunan harga minyak hingga di bawah 80 dolar AS dari sebelumnya di atas 100 dolar per barel.

Sebelumnya, pemerintah berencana menaikkan harga BBM di kisaran Rp2.000-Rp3.000 per liter.

Dengan rencana tersebut, harga premium bersubsidi bakal menjadi Rp8.500-Rp9.500 per liter (Ant)

Editor : Eben Ezer Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home