Loading...
EKONOMI
Penulis: Sabar Subekti 13:32 WIB | Sabtu, 23 November 2013

Pertanian Keluarga Jawaban Mengatasi Masalah Kelaparan

Pertanian Keluarga Jawaban Mengatasi Masalah Kelaparan
Pasangan petani sayur dengan mengelola irigasi dari bendungan Mpatheni di Swaziland, menghidupi keluarga dan menyediakan pangan bagi komunitas. (Foto: un.org)
Pertanian Keluarga Jawaban Mengatasi Masalah Kelaparan
Petani cabe di Indonesia, menyediakan kebutuhan masyarakat dan menjaga ketahanan dan kedaulatan pangan. (Foto: dok.)

NEW YORK, SATUHARAPAN.COM – Organisasi Pangan dan Pertanian (Food and Agriculture Organization / FAO) Perserikatan Bangsa-bangsa  (PBB) menilai bahwa pertanian keluarga merupakan potensi dan kekuatan besar untuk memberantas kelaparan dan melestarikan sumber daya alam.

Menurut catatatn FAO, di dunia ada sekitar 500 juta peternakan dan pertanian yang mengandalkan anggota keluarga sebagai tenaga kerja dan pengelola di seluruh dunia dan menunjukkan kemajuan dan perkembangan yang signifikan.

Oleh karena itu, tahun 2014 ditetapkan oleh PBB sebagai Tahun Pertanian Keluarga Internasional. Pertanian keluarga juga dilihat sebagai tumpuan untuk pengembangan pembangunan yang berkelanjutan dan memiliki dukungan bagi keadilan ekonomi.

FAO mencacat bahwa pertanian dan peternakan  keluarga menghasilkan makanan yang “menyuapi” miliaran orang. Disebutkan juga bahwa di banyak negara berkembang, pertanian keluarga mewakili lebih dari 80 persen dari semua kepemilikan pertanian.

"Kami menyadari bahwa keluarga petani adalah tokoh terkemuka dalam menanggapi urgensi ganda dunia menghadapi masalah hari ini: meningkatkan ketahanan pangan dan melestarikan sumber daya alam," kata Direktur Jenderal FAO, José Graziano da Silva, hari  Jumat (22/11) di markas besar PBB di New York.

Menyuapi Miliaran Orang

FAO bersama Dana Internasional untuk Pembangunan Pertanian (International Fund for Agriculture Development / IFAD ) dan Program Pangan Dunia (Worl Food Programme /WFP ), melihat bahwa pertanian keluarga merupakan penyedia makanan utama  bagi miliaran anak-anak, perempuan dan laki-laki.  Tapi anehnya, mereka merupakan populasi dunia yang paling rentan," kata dia.

Sekretaris Jenderal PBB,  Ban Ki -moon, dalam pesan yang disampaikan oleh Asisten Sekretaris Jenderal untuk Urusan Ekonomi dan Sosial, Thomas Gass dalam peluncuran tersebut, menyerukan panggilan dan komitmen kepada semua pemangku kepentingan.

"Pemerintah harus memberdayakan keluarga petani  terutama perempuan dan pemuda, dengan menciptakan kebijakan yang kondusif bagi pembangunan pedesaan yang adil dan berkelanjutan,” kata Ban.

“Para investor swasta dapat memastikan akuntabilitas dan tanggung jawab sosial dan lingkungan di seluruh rantai pertanian dan peternakan. Terlalu banyak makanan yang hilang setelah panen, karena produsen skala kecil tidak mampu untuk menyimpan, mengolah dan mengangkut barang-barang mereka,” kata dia menambahkan.

"Bersama-sama, marilah kita gunakan Tahun Internasional ini untuk memposisikan pertanian keluarga sebagai alat utama untuk pembangunan berkelanjutan," kata dia menegaskan.

Dalam peluncuran itu, PBB mengangkat duta khusus, di antaranya Ibrahim Coulibaly, Presiden Koordinasi Nasional Organisasi Petani dari Mali, Mirna Cunningham dari Nikaragua dan mantan Ketua Forum Tetap PBB untuk Masyarakat Adat, dan Gerd Sonnleitner dari Jerman dan juga Presiden Asosiasi Petani Eropa. (un.org)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home