Loading...
SAINS
Penulis: Reporter Satuharapan 14:03 WIB | Selasa, 28 April 2020

Perubahan Iklim Ancam Siklus Air

Ilustrasi. Kebutuhan akan air meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, namun kualitas air semakin menurun dari waktu ke waktu yang disebabkan aktivitas manusia. (Foto: lipi.go.id)

BOGOR, SATUHARAPAN.COM – Siklus air diperkirakan mengalami perubahan yang signifikan dan berdampak pada kehidupan manusia, seiring dengan perubahan iklim. “Setidaknya terdapat lima dampak penting yang terjadi akibat dari perubahan iklim, yaitu pencemaran air, hilangnya keanekaragaman hayati, kekurangan air bersih dan sanitasi, kekeringan dan banjir, serta konflik air,” kata Profesor Riset Pusat Penelitian Limnologi LIPI, Ignasius Dwi Atmana Sutapa pada Jumat, 24 April lalu, di Bogor.

Akibat perubahan iklim, Indonesia diperkirakan akan menderita dampak kenaikan muka air laut. “Naiknya permukaan air laut dapat menyebabkan beberapa pulau kecil akan tenggelam dan beberapa kota yang berada di pinggir laut seperti Jakarta, Semarang, dan Surabaya, akan menderita banjir, ” ia menambahkan.

Ia menjelaskan, guna menanggulangi dampak perubahan iklim yang terjadi di Indonesia, khususnya yang berkaitan dengan ketersediaan air bersih, pemerintah terus menambah pembangunan waduk yang digunakan untuk menampung kelebihan air di musim hujan.

“Kelebihan air yang telah ditampung di waduk dapat dimanfaatkan pada musim kemarau yang saat ini terjadi dengan ekstrem. Selain untuk pemenuhan kebutuhan akan air bersih, waduk juga dapat menopang perekonomian masyarakat, di antaranya untuk pengairan,” ia menjelaskan lebih lanjut.

Ia mengingatkan, apabila air tidak dikelola dengan baik maka suatu saat akan terjadi bencana karena air adalah aset yang sangat penting. “Sumber daya air bisa dikatakan tidak tak terbatas. Jumlah air tetap akan tetapi kebutuhan akan air meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan kualitas air yang semakin menurun dari waktu ke waktu, yang disebabkan aktivitas manusia,” tuturnya.

Ia menyampaikan 97 persen air di bumi berada di lautan, yang merupakan air asin, dan 3 persen saja yang merupakan air tawar.  “Bantu selamatkan bumi dengan mengunakan air secara bijaksana karena jumlah air tidak akan bertambah seperti yang tergambar pada siklus air,” katanya. (lipi.go.id)

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home