Loading...
INSPIRASI
Penulis: Yoel M Indrasmoro 19:23 WIB | Jumat, 21 Juli 2017

Perumpamaan Lalang dan Gandum

Allah, Sang Pemilik ladang, pasti tidak akan membiarkan kita berjuang sendirian.
Gandum dan Lalang (foto: istimewa)

SATUHARAPAN.COM – Apakah makna perumpamaan lalang dan gandum (Mat. 13: 24-30) bagi kita? Penderitaan hidup, kemiskinan, kejahatan manusia, dan masih banyak lagi, merupakan hal biasa dalam hidup manusia. Itulah hidup. Kita tidak mungkin mengharapkan kesulitan hidup diambil dari dunia ini. Allah pun enggan.

Tetapi, pertama, kenyataan itu janganlah membuat kita gentar. Bagaimanapun, panggilan sebagai gandum (orang percaya) adalah berusaha sebaik mungkin untuk bertahan di dalam dunia ini. Tidak sekadar bertahan, tetapi juga berbuah.

Kalau sungguh-sungguh serius menghadapi semua kesulitan tersebut, dan tidak terjebak untuk menjadi ikut-ikutan jahat, kita akan mendapatkan hasilnya nanti.

Tetap bertahan, agaknya merupakan kunci yang harus kita pegang. Dan jangan takut, Allah, Sang Pemilik ladang, pasti tidak akan membiarkan kita berjuang sendirian.

Kedua, tak mudah bagi kita pula untuk menilai mana yang baik dan mana yang jahat. Sepintas, lalang dan gandum memang mirip. Lagi pula, kita takkan mungkin menilai hati orang. Dalam laut dapat diduga, dalam hati siapa tahu?

Tampaknya, Allah pun tak ingin kita jatuh dalam bahaya penghakiman. Allah tidak ingin orang percaya jatuh dalam sikap arogan karena menganggap di luar dirinya jahat semata.

Ketiga, waktulah yang akan membuktikan apakah tindakan seseorang itu sungguh baik, atau sekadar kedok. Waktulah yang akan menyatakan dengan jelas mana loyang mana emas.

Oleh karena itu, keempat, kita harus sungguh-sungguh arif. Jangan menghakimi orang lain! Marilah bersikap tulus dan sabar. Mungkin saja, ketulusan dan kesabaran kita malah membuat orang lain menjadi bertanya-tanya tentang diri kita yang memang berbeda dari kebanyakan orang.

Dan itulah saat yang paling tepat bagi kita untuk menyatakan siapakah sesungguhnya yang ada di belakang kita: Allah sendiri—Yesus Kristus! Bukankah itu juga panggilan kita sebagaimana dinubuatkan Yesaya: Kamulah saksi-saksi-Ku! (Yes 44:8)?

 

Email: inspirasi@satuharapan.com

Editor : Yoel M Indrasmoro


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home