Loading...
DUNIA
Penulis: Eben Ezer Siadari 17:21 WIB | Senin, 25 Mei 2015

Perundingan Nuklir, Iran Setuju PBB Memeriksa Situs Militernya

Wakil Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi (Foto:akun twitter Abbas Araghchi)

TEHERAN, SATUHARAPAN.COM - Iran setuju untuk memberikan akses terbatas kepada inspektur PBB memasuki situs militernya sebagai bagian dari kesepakatan masa depan atas program nuklirnya, demikian komentar salah seorang anggota perunding Iran, yang tampaknya bertentangan dengan pernyataan sebelumnya dari pemimpin tertinggi bangsa itu.

Wakil Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, menyampaikan komentarnya itu melalui televisi pemerintah, sesudah Menteri Luar Negeri Mohammad Javad Zarif menghadiri sebuah sesi perundingan tertutup dengan parlemen.

"Iran telah setuju untuk memberikan akses terbatas terhadap situs militer," televisi pemerintah mengutip Araghchi pada hari Minggu (24/5), seperti diberitakan oleh foxnews.com.

Anggota parlemen Ahmad Shoohani, yang juga merupakan anggota Komite Keamanan Nasional dan Kebijakan Luar Negeri di parlemen yang menghadiri sidang tertutup, mengatakan inspeksi terbatas terhadap situs militer tersebut akan dilakukan di bawah kontrol yang ketat dan dalam kondisi tertentu.

"Akses terbatas akan berada dalam kondisi dimana inspektur PBB akan memiliki kemungkinan mengambil sampel lingkungan dari sekitar situs militer," kata Shoohani.

Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, Rabu lalu sempat bersumpah untuk tidak mengizinkan inspeksi internasional terhadap situs militer Iran atau terhadap para ilmuwan Iran dalam perjanjian nuklir. Para pemimpin militer Iran juga marah dan telah menolak tuntutan dibukanya akses tersebut. Laporan televisi pemerintah tidak merinci komentar Araghchi yang tampaknya bertentangan dengan dua kekuatan besar di pemerintah Iran.

Iran dan enam kekuatan dunia - AS, Rusia, Tiongkok, Inggris, Prancis dan Jerman - berharap dapat menyelesaikan kesepakatan nuklir terakhir sebelum batas waktu 30 Juni. Inspeksi situs militer diduga mengambil bagian dalam program nuklir yang menjadi prioritas utama  AS.

Negara-negara Barat khawatir program nuklir Iran bisa memungkinkan negara itu untuk membangun senjata nuklir. Iran mengatakan program nuklirnya untuk tujuan damai.

Siaran televisi  itu juga mengutip Araghchi yang mengatakan perunding Iran menolak tuntutan bahwa para ilmuwan Iran akan diwawancarai.

"Amerika menuntut mewawancarai ilmuwan nuklir kami. Kami tidak menerimanya," televisi pemerintah mengutip pernyataan Araghchi.

Editor : Eben Ezer Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home