Loading...
DUNIA
Penulis: Dewasasri M Wardani 23:21 WIB | Sabtu, 21 Desember 2019

Pesan Akhir Tahun 2019 Paus Fransiskus dan PBB

Paus Fransiskus (kanan) bertemu dengan Sekjen PBB Antonio Guterres, di Vatikan, 20 Desember 2019. (Foto: un.org)

VATIKAN, SATUHARAPAN.COM – Paus Fransiskus dan Sekjen PBB Antonio Guterres, mengeluarkan pesan akhir tahun bersama hari Jumat (20/12), yang mendesak dunia agar mengingat anak-anak yang mati kelaparan, migran yang mencari keselamatan, dan planet yang terancam oleh senjata nuklir dan perubahan iklim.

Paus Fransiskus, menerima Guterres dalam suatu audiensi dan keduanya mengeluarkan pesan video bersama dari perpustakaan pribadi Paus. Tema-tema yang diangkat menyentuh sejumlah isu di mana Vatikan dan PBB menemukan kesamaan landasan yang kian banyak dengan Paus pertama yang berasal dari belahan bumi selatan itu.

Paus Fransiskus menggarisbawahi perlunya tindakan iklim yang mendesak. Ia berterima kasih kepada mereka yang berusaha untuk menciptakan masyarakat yang lebih manusiawi dan adil dan mendesak orang di mana-mana untuk mendengarkan orang-orang muda mendorong dunia yang lebih baik.

Paus juga mengingatkan untuk lebih peduli terhadap penderitaan orang lain, dan menyerukan agar orang-orang di mana saja memiliki iman yang lebih besar dalam komunitas internasional.

"Kepercayaan pada dialog antara manusia dan antar negara, dalam multilateralisme, dalam peran organisasi internasional, dalam diplomasi sebagai instrumen untuk memahami sangat diperlukan untuk membangun dunia yang damai," katanya

Kedua pemimpin itu mengecam “skandal” kelaparan, dan penderitaan migran yang terpaksa meninggalkan rumah mereka karena konflik,  pemanasan global atau persekusi karena agama. Mereka menyatakan penggunaan dan kepemilikan senjata nuklir “tak bermoral”, dan bertekad untuk bersama-sama melawan “wabah” semua jenis pelecehan terhadap anak-anak.

Vatikan sebelumnya telah dikritik keras oleh sebuah komite HAM PBB atas skandal pelecehan seksual oleh para imam, meskipun pekan ini, Paus Fransiskus menanggapi salah satu keluhan utama komite itu, dan menghapus aturan mengenai kerahasiaan kepausan yang menutupi kasus-kasus itu.

Setelah puluhan tahun hubungan PBB dan Vatikan kerap bermusuhan terkait kebijakan kesehatan reproduksi perempuan, namun kini di bawah kepemimpinan Paus Fransiskus semakin banyak melibatkan para pejabat PBB, dalam konferensi dan pernyataan kebijakan untuk menerima beberapa prioritas penting. (voaindonesia.com/un.org)

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home