Loading...
INDONESIA
Penulis: Reporter Satuharapan 15:42 WIB | Minggu, 09 Desember 2018

Pesan Pastoral PGI Menanggapi Pembunuhan di Nduga

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Majelis Pekerja Harian Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (MPH-PGI) menyampaikan pesan pastoral gerejawi dan dukacita mendalam atas jatuhnya korban jiwa dalam peristiwa pembunuhan di Kabupaten Nduga, Papua, pada Minggu, 2 Desember 2018.

Ketua Umum MPH-PGI Pdt. Dr. Henriette T.H. Lebang serta Pdt. Gomar Gultom selaku Sekretaris Umum melalui pernyataan tertulis yang diterima pada Sabtu (8/12), menilai peristiwa ini semakin menambah daftar panjang kekerasan demi kekerasan yang terjadi di Papua selama ini.

Berikut adalah pesan pastoral gerejawi MPH-PGI menanggapi peristiwa pembunuhan di Kabupaten Nduga.

Atas peristiwa ini, perkenankanlah dalam suasana minggu-minggu Advent ini kami menyampaikan pesan pastoral gerejawi kepada semua pihak:

  1. Kami sangat prihatin dengan jatuhnya korban dari kalangan sipil, yang belum tentu tahu apa-apa - apalagi terlibat - dalam permasalahan Papua yang sangat kompleks. Peristiwa ini telah menciderai harkat manusia sebagai citra Allah. Sejauh kami pahami, mereka adalah pekerja pada PT Istaka Karya, yang sedang mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Dalam kaitan ini, kami menyampaikan dukacita yang mendalam kepada keluarga yang ditinggalkan seraya berdoa, semoga Tuhan yang Maha Pengasih menguatkan keluarga dalam menghadapi masa-masa yang sulit ini.
  2. Terkait dengan peristiwa ini, kami menghimbau aparat Negara agar bekerja secara profesional dan proporsional dalam menciptakan rasa aman dan damai bagi masyarakat Papua dan seluruh penduduk Indonesia di manapun berada. Kami juga mendorong aparat Negara untuk menyelidiki dan mengusut tuntas peristiwa ini dengan mengutamakan pendekatan kultural, demi mengurangi ketegangan di tengah masyarakat Papua dan mencegah jatuhnya semakin banyak korban di kalangan masyarakat sipil.
  3. Kami sangat prihatin dengan pendekatan kekerasan dalam penyelesaian masalah Papua, baik yang dilakukan oleh masyarakat sipil, kelompok-kelompok bersenjata maupun aparat Negara. Pendekatan kekerasan, dalam bentuk apa pun, menurut hemat kami, tidak akan pernah menyelesaikan masalah, selain hanya akan menciptakan luka-luka baru yang pada gilirannya akan menciptakan lingkaran kekerasan. Oleh karenanya, kami menghimbau seluruh pihak untuk menghentikan segala bentuk kekerasan dan menyelesaikan ragam persoalan yang ada dengan duduk bersama membicarakannya secara beradab dan bermartabat. Hanya dengan demikian kita bisa membebaskan Papua dari pelbagai masalah yang membelit.
  4. Kami menghargai upaya pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo yang memberi perhatian besar kepada pembangunan Papua selama empat tahun terakhir ini. Dalam pengamatan kami, ternyata pembangunan ekonomi dan infrastruktur yang luar biasa tersebut belum mampu sepenuhnya menjangkau hati seluruh masyarakat Papua. Di tengah gencarnya pembangunan ekonomi dan infrastruktur - yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya - serta perhatian langsung yang luar biasa dari Presiden Joko Widodo sendiri terhadap pembangunan Papua, pada saat yang sama kita menyaksikan gejala semakin kuatnya aspirasi untuk menentukan nasib sendiri di kalangan sebagian masyarakat, baik yang terungkap di Papua, di berbagai kota di Indonesia, maupun dalam kampanye internasional. Hal ini menunjukkan bahwa cara penyelesaian yang parsial-pragmatis belum dapat memecahkan permasalahan Papua. Bahkan berbagai aksi kekerasan yang dilakukan oleh masyarakat sipil dan kelompok bersenjata juga ditengarai sebagai bentuk protes atas tidak diindahkannya tuntutan masyarakat akan penyelesaian masalah Papua secara menyeluruh.
  5. Terkait dengan hal-hal tersebut di atas, kami menghimbau semua masyarakat, khususnya elemen masyarakat terkait Papua, untuk dapat melihat masalah Papua secara menyeluruh dan menemukan akar masalahnya untuk selanjutnya diatasi bersama. Kami berpandangan, duduk bersama dalam percakapan dari hati ke hati, apakah itu dalam bentuk Dialog Nasional sebagaimana banyak dituntut oleh sementara pihak di Papua, atau Dialog Sektoral sebagaimana pernah dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo, adalah jauh lebih bermartabat dan sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dan Konstitusi RI. Pelibatan masyarakat adat, gereja dan beragam pemangku kepentingan di Papua dalam hal ini akan memudahkan pemerintah dalam menjalankan roda pembangunan di Papua menuju masa depan.

Biarlah melalui peziarahan Advent selama minggu-minggu Advent ini kita dapat berjalan bersama menyongsong kedatangan Kristus sebagai hikmat bagi kita semua. Dalam perjalanan bersama ini kita mengharapkan masa depan yang lebih baik buat Papua dan bagi seluruh Indonesia. Semoga Allah sumber segala hikmat menolong kita.


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home