Loading...
DUNIA
Penulis: Eben Ezer Siadari 08:33 WIB | Selasa, 28 April 2015

Pesan Terakhir Mary Jane kepada Dua Putranya

"Jika mama tidak pulang, bayangkan saja mama sudah berada di Surga," kata Marites menirukan pesan Mary Jane.
Anggota keluarga Mary Jane Veloso (dari kiri): ibunya, Celia, ayahnya, Cesar, anak-anaknya, Mark Daniel dan Mark Darren, serta saudaranya, Marites, tiba di pelabuhan Wijayapura, sebelum menyeberang ke Nusa Kambangan, CIlacap, pada 24 April 2015 (Foto:EPA).

CILACAP, SATUHARAPAN.COM – Terpidana mati asal Filipina, Mary Jane Fiesta Veloso, telah bertemu dengan dua anaknya, Mark Danielle (12 tahun) dan Mark Darren (6 tahun) di penjara Nusa Kambangan, Cilacap Sabtul lalu (25/4). Dalam pertemuan yang digambarkan berlangsung mengharukan itu, Mary Jane menyampaikan pesan-pesan kepada kedua putranya, yang mungkin akan merupakan yang terakhir, apabila ia jadi dieksekusi lewat tengah malam nanti.

"Dia mencoba untuk menjelaskannya lagi," kata kakak tertua Mary Jane, Marites Veloso-Laurente, menceritakan sedikit suasana pertemuan itu kepada AFP.

Dalam pertemuan tersebut, Mary Jane mengatakan kepada anak-anaknya bahwa ia mungkin tidak akan bisa pulang ke rumah.

"Jika mama tidak pulang, bayangkan saja mama sudah berada di Surga," kata Marites menirukan pesan Mary Jane.

Kedua putra Mary Jane datang ke Cilacap dengan ditemani oleh beberapa anggota keluarga. Ini merupakan perjalanan pertama mereka ke Indonesia. Ini juga merupakan pengalaman pertama mereka naik pesawat terbang.

Mary Jane, 30, dihukum karena perdagangan heroin ke Indonesia pada tahun 2009, tetapi ia mengatakan dirinya adalah  korban sindikat narkoba internasional yang sekarang mengancam untuk membunuh keluarganya jika mereka berbicara.

Kasusnya telah menarik perhatian besar di Filipina. Tidak kurang dari superstar tinju dunia Manny Pacquiao asal Filipina, meminta agar hukuman mati Mary Jane dibatalkan.

Ibu Mary Jane, Celia, bersikukuh bahwa anaknya tidak bersalah. "Dia bilang 'Anak saya tidak bersalah ... Tidak mudah untuk kehilangan seseorang seperti dia'," kata Harold Toledano, seorang imam katolik dari Filipina yang membantu keluarga Mary Jane, kepada AFP.

Mary Jane masih berharap ada keajaiban dalam beberapa jam ke depan. Mereka mengharap Jokowi masih membuka pintu bagi pengampunan. Mereka juga sudah menulis surat kepada mantan Wali Kota Solo tersebut.

"Saya ingin menyampaikan kepada Anda (Jokowi)  bahwa hanya Tuhan yang memiliki hak untuk mengambil nyawa orang," demikian antara lain bunyi surat tersebut.

Anak bungsu Mary Jane tampaknya belum mengerti sepenuhnya apa yang terjadi. Ia bermain mobil-mobilan dengan gembira di hotel tempat mereka menginap. Sebaliknya dengan Mark Danielle, si anak sulung. Ia menjaga adiknya dengan sungguh-sungguh, sebagaimana janjinya kepada ibunya pada hari-hari terakhir.

"Dia berjanji kepada ibunya bahwa ia akan mengurus adiknya dan mereka akan sekolah dengan tekun," kata Marites.


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home