Loading...
MEDIA
Penulis: Sabar Subekti 23:53 WIB | Sabtu, 04 April 2020

Pesan untuk Perempuan Menimbulkan Kemarahan, Malaysia Minta Maaf

Seorang perempuan Malaysia berjalan di depan pusat belanja yang ditutup untuk mencegah penyebaran virus corona baru. (Foto: dok. AFP)

KUALA LUMPUR, SATUHARAPAN.COM-Pemerintah Malaysia meminta maaf setelah nasIhatnya bagi para perempuan untuk memakai make-up dan tidak mengomeli suami mereka selama tinggal di rumah karena penguncian untuk mencegah penybaran virus corona di negara itu yang kemudian memicu kemarahan dan ejekan online.

Seperti banyak negara di Asia Tenggara, Malaysia juga memerintahkan semua warga negara untuk tinggal di rumah dalam mencegah penyebaran virus yang telah menjadi pandemi global.

Dalam serangkaian pesan yang di posting halaman Facebook, Kementerian Perempuan Malaysia menawarkan kiat-kiat tentang bagaimana istri harus bersikap selama masa penguncian (lockdown).

Salah satu posting, yang sekarang sudah dihapus, menunjukkan gambar pasangan yang menggantung pakaian bersama, dan di sampingnya ada keterangan yang menyarankan perempuan untuk "menghindari mengomel" kepada suami suara melengking seperti Doraemon, karakter kucing robot dalam film kartun dari Jepang.

Posting lain menyarankan perempuan yang bekerja di rumah untuk memakai make-up dan berpakaian rapi, bukan dalam pakaian santai.

Media sosial merespons dengan kemarahan dan ketidakpercayaan pada posting tersebut, termasuk yang mempertanyakan apa hubungannya memakai make-up dengan uapay mencegah penularan COVID-19?

Kementerian itu kemudian meminta maaf, mengakui bahwa pesan yang diposting itu mungkin telah menyinggung beberapa orang, dan mengatakan akan "tetap berhati-hati di masa depan."

Pesan itu menegaskan saran yang bertujuan "menjaga hubungan positif di antara anggota keluarga selama periode mereka bekerja dari rumah." Ada kekhawatiran akan meningkatnya kekerasan dalam rumah tangga di seluruh dunia karena tekanan yang disebabkan oleh pengucian dan ketidakamanan kerja yang mungkin meningkatkan konflik.

Helpline yang dikelola pemerintah di Malaysia untuk orang-orang yang rentan, termasuk korban kekerasan dalam rumah tangga, telah melihat peningkatan panggilan lebih dari 50 persen sejak dimulainya pennguncian pada 18 Maret, menurut media setempat. (AFP)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home