Loading...
BUDAYA
Penulis: Moh. Jauhar al-Hakimi 02:29 WIB | Jumat, 07 April 2017

Pesantren Budaya Kaliopak Peringati 500 Tahun Sunan Kalijaga

Ilustrasi: Poster 500 tahun Sunan Kalijaga dan Harlah ke-94 Nahdlatul Ulama oleh Pondok Pesantren Kaliopak, Piyungan-Bantul 12-14 April 2017.. (Foto: Pondok Pesantren Kaliopak)

YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Memperingati hari lahir yang ke-94 Nahdlatul Ulama pada tanggal 16 Rajab 1344 H/31 Januari 1926 serta 500 tahun Sunan Kalijaga, Pondok Pesantren Budaya Kaliopak, Piyungan-Bantul menggelar rangkaian acara budaya di kompleks Pesantren Kaliopak dan Kampus Universitas Nahdlatul Ulama Yogyakarta.

Dalam keterangan pers yang diterima Redaksi satuharapan.com, bidang humas acara Mathori Brily memberikan penjelasan Sunan Kalijaga, yang mempunyai nama asli Raden Sahid, termasuk figur penting dalam sejarah pembentukan karakter arif umat Islam Nusantara, khususnya di Tanah Jawa, yang berwajah budaya, liat-lentur, toleran, berkeadilan, dan berkeseimbangan. Sebagai anggota dari Walisongo, Sunan Kalijaga adalah arsitek budaya Islam Jawi (Nusantara), dan peletak dasar ideologi pendirian Kesultanan Mataram.

Sunan Kalijaga dengan sadar memilih jalan budaya berdasarkan pembacaannya secara menyeluruh atas situasi dan semangat zamannya. Sunan Kalijaga memberikan tekanan (radikalisasi) jalan budaya yang dimaksudkannya, tidak saja membenahi budaya yang ada tetapi memberikan tafsiran yang tidak lepas dari imaginasi masyarakat pada masa itu.

Salah satu bentuk tafsiran yang dihasilkan Sunan Kalijaga adalah lahirnya naskah lakon-lakon wayang “carangan”. Sosok Sunan Kalijaga adalah teladan yang kokoh bagi gerakan sosio-kultural keagamaan, di dalam membangun kedaulatan dan identitas bangsa yang majemuk, dalam rangka meneguhkan hikmah luhur bhinneka tunggal ika.

"Acara dimaksudkan untuk membangun dan merekatkan solidaritas di antara berbagai komponen masyarakat bangsa Indonesia, serta menggerakkan masyarakat melalui jalan kebudayaan untuk mencapai jati dirinya, baik sebagai individu, masyarakat maupun kebangsaan." kata Brily

Pada tanggal 14 April diselenggarakan tausiyah kebangsaan di Kampus Universitas Nahdlatul Ulama Yogyakarta mengambil tema "Mencari Jatidiri Budaya Bangsa di dalam Ketatanegaraan Kita", menghadirkan budayawan Emha Ainun Nadjib serta Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj.

Rangkaian acara yang berlangsung 12-14 April 2017 berupa mujahadah dan khataman Al-Qur’an, seminar nasional, workshop upacara adat desa, gelar ragam seni tradisi dan kontemporer, pengobatan tradisional, bazaar sembako murah, pergelaran wayang kulit, lomba Quote Instagram dan penulisan esai, melukis sketsa bersama, orasi kebudayaan di Pondok Pesantren Budaya Kaliopak Desa Srimulyo Kecamatan Piyungan, Bantul.

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home