Loading...
DUNIA
Penulis: Eben Ezer Siadari 00:57 WIB | Selasa, 17 Maret 2015

Pianis Cilik Indonesia Mendapat Sambutan Meriah di Israel

Joey Alexander (Foto:Jerusalem Post)

TEL AVIV, SATUHARAPAN.COM –  Israel memang tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Indonesia. Tetapi itu tak membuat negara tersebut menutup pintu bagi orang-orang berbakat dari Tanah Air untuk menjajal kemampuan di sana.

Pianis berusia 11 tahun dari Indonesia, Joey Alexander, telah membuktikannya. Ia  mendapat sambutan meriah dan pujian,  ketika tampil sebagai pembuka dan penutup pada festival musik  Read Sea Jazz di Tel Aviv, belum lama ini.

Joey ke Israel atas undangan direktur artistik Red Sea Jazz, Dubi Lenz. Disebut-sebut sebagai anak ajaib jazz, Joey  langsung menarik perhatian Dubi Lenz.  "Saya sangat terkejut, "Lenz menulis dalam sebuah email kepada Jerusalem Post yang menuliskan kisah ini, tentang kesannya pertama kali melihat Joey bermain. "Saya tidak ingin ada yang ketinggalan melihat permainannya."

Istilah "anak ajaib jazz " sesungguhnya tidak sembarangan diberikan, dan tatkala sementara orang di dunia jazz skeptis tentang klaim semacam itu, ada sesuatu yang khusus pada Joey yang membuat orang memperhatikannya.

"Dia menunjukkan begitu banyak kedewasaan dalam bermain," kata Lenz.

"Keajaiban anak jazz tidak pernah menjadi bagian dari lingkup saya," kata George Wein, pendiri Newport Jazz Festival, festival jazz tertua dan paling terkenal di dunia, ketika menulis di halaman Facebook-nya setelah bertemu Joey.

"Tapi saya tidak ingin membuat kesalahan yang sama seperti ketika saya melewatkan kesempatan untuk melihat permainan anak berusia sembilan tahun,  Harry Connick Jr. Mendengarkan Joey bermain adalah pengalaman yang tidak pernah saya temui dari musisi seusianya. Ada individualitas dalam gayanya dan kedewasaan  dalam pengembangan harmonisasinya yang jauh melampaui dan unik bagi anak yang begitu muda, " tutur dia.

Joey mendapat peluang untuk tampil ke pentas dunia lewat cara yang sangat milenium: sebuah video youtube ketika dia bermain piano, menarik perhatian direktur artistik Jazz at Lincoln Center, Wynton Marsalis, yang juga seorang musisi terkenal.  Segera setelah ia melihat video youtube Joey, ia pun menyusun rencana untuk berangkat ke Bali  mencari Joey.

Lalu Joey diundang untuk tampil di Lincoln Center pada tahun 2014 dan tak lama setelah itu kariernya lepas landas. Dia diberi kesempatan tampil di panggung Apollo Theater di Harlem - bermain untuk acara penghormatan kepada Herbie Hancock. Ia juga ikut bermain untuk Presiden AS, Bill Clinton dan telah melanglang buana dalam berbagai event jazz di Denmark, Ukraina dan Israel.

Joey dan orang tuanya, Denny dan Fara Sila, sangat bersyukur ketika mereka melihat kembali pada pengalaman tahun lalu. Ketiganya, yang merupakan umat Kristen yang taat, memandang keberhasilan Joey sebagai berkat bimbingan tangan Tuhan. Mereka terutama percaya  campur tangan Ilahi  yang memperkenalkan mereka dengan Daniel Pincus.

Pincus telah terlibat membantu Joey sejak ia bermain di Lincoln Center.

Dalam pertemuan pertama, di mana Pincus memperkenalkan diri kepada Silas hanya secara kebetulan, mereka menemukan banyak kesamaan selain dari sekadar minat dalam musik jazz. Pada perjalanan selanjutnya, mereka berempat akhirnya menyadari kesamaan lain pada mereka, yaitu sama-sama mewarisi darah Yahudi.  Nenek moyang Fara adalah orang Yahudi Eropa yang melarikan diri ke Indonesia yang kala itu koloni Inggris, akibat bangkitnya Nazi di Eropa pada tahun 1930-an.

Pincus kemudian mengajak Joey bermain piano dengan kuartet dari  Juilliard School of Music pada sebuah pesta yang diselenggarakan Pincus. Di pesta itu, Joey diundang untuk bermain piano dengan drummer Sammy Miller dan pemain terompet Alphonso Horne. Para musisi ini kemudian  bermain di album debut Joey, My Favorite Things.

Pincus lah yang memperkenalkan Silas ke pengacara imigrasi yang akan membantu mereka mendapatkan visa artis ke AS. Ketika visa terbukti terlalu mahal, Pincus yang menjadi tuan rumah Joey di apartemennya, menyelenggarakan konser penggalangan dana untuk mengumpulkan uang untuk biaya visa Joey.

Setelah urusan visa selesai, dengan sponsor dari Motema Records di New York, karier Joey meroket. Konser di Israel adalah kesempatan penting untuk melanjutkan eksposurnya ke pentas dunia.


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home