Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 13:37 WIB | Rabu, 11 Januari 2017

Pidato Perpisahan, Obama Serukan Persatuan Rakyat AS

Presiden AS, Barack Obama, melambaikan tangan pada massa di Chicago sebelum pidato perpisahan, hari Selasa (10/1) waktu setempat. (Foto; cbn.co)

CHICAGO, SATUHARAPAN.COM - Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, mengucapkan pidato perpisahan pada Selasa (10/1) malam di Chicago dalam suasana emosional di mana AS akan menghadapi perubahan, dan menghadapi ancaman dalam kepemimpinan berikutnya di tangan Donald Trump.

Pidato Obama terkait tantangan dan kemenangan dengan janji-janji yang diwujudkan dan gagal dilakukan selama delapan tahun di Gedung Putih. Bahkan Obama pernah dipertanyakan terkait imannya. Namun dia mengatakan dia terinspirasi untuk menemukan kembali "kapasitas tak terbatas" Amerika yang dia menyatakan sebagai "masa depan kita."

Obama mengatakan bahwa "potensi besar Amerika terwujud jika demokrasi kita bekerja. Hanya jika politik kita mencerminkan kesopanan dari orang-orang kita. Hanya jika kita semua, terlepas dari afiliasi partai atau kepentingan tertentu, membantu mengembalikan tujuan bersama yang begitu kita butuhkan sekarang."

Di antara tepuk tangan riuh dari massa yang mendengarkan pidato, yang juga dihadiri istrinya, Michelle, dan putrinya, Amalia, Obama sempat menghapus air mata.

Terkait transfer kekuasaan kepada Donald Trump yang akan berlangsung 10 hari mendatang, Obama mengatakan, salah satu kekuatan besar bangsa adalah transfer kekuasaan secara damai dari satu presiden ke presiden berikutnya.

"Demokrasi membutuhkan dasar solidaritas," katanya. "Untuk semua perbedaan penampilan luar kita, kita semua bersama-sama," katanya. "Kami naik atau turun bersama.'' Ketika ribuan orang meneriakkan, "Empat tahun lagi," dia hanya tersenyum dan berkata, "Saya tidak bisa melakukan itu."

Setelah kembali ke Washington, Obama memiliki waktu kurang dari dua pekan sebelum dia menyertai Trump dalam limusin kepresidenan ke Capitol Hill untuk pelantikan presiden baru.

Setelah hampir satu dekade dalam sorotan, Obama akan menjadi warga negara, dan negarawan senior berusia 55 tahun. Dia berencana untuk mengambil beberapa waktu cuti, menulis buku, dan kembali sibuk dalam Partai Demokrat. (AFP/AP)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home